FAKTOR MIMPI DALAM MEMPENGARUNGI HIDUP
MAKALAH
Untuk
memenuhi tugas matakuliah
Pengantar
Ilmu Sejarah
yang
dibina oleh Ibu Indah Wahyu P.U., S.Pd., S.Hum., M.Pd
Oleh
Yana Armadhita
130731607248
UNIVERSITAS
NEGERI MALANG
FAKULTAS
ILMU SOSIAL
JURUSAN
SEJARAH
Desember
2013
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Mimpi adalah salah satu factor dalam menjalani hidup.
Mimpi akan sangat bermanfaat saat seseorang ingin menggapai cita-cita yang
diinginkan., baik mimpi masa kecil atau mimpi saat seseorang mulai menjalani
hidupnya. Mimpi seseorang bisa berubah tergantung apa yang telah dijalani dalam
hidupnya, dan bahkan mimpi yang telah tercapai akan terus berkembang menjadi
mimpi yang lebih besar.
Bapak Budi Setyo Pranoto atau yang biasa dipanggil
bapak Budi mungkin sangat menyadari apa yang dimaksud dengan mimpi, apa yang
diartikan jika seseorang tidak memiliki mimpi besar, maka dia tidak akan
menjadi orang besar. Maka bapak Budi mulai bermimpi dan mulai mengejar mimpi
itu dengan kerja keras dan apa yang biasa dibilang banyak orang dengan usaha
untuk menggapai mimpi.
Mulai dari mimpi itulah seorang bapak Budi yang
notabennya hanya seorang anak biasa dari daerah biasa membangun hidupnya dengan
berdasarkan mimpi yang telah dia percaya. Bapak Budi percaya bahwa suatu saat
nanti, mimpi masa kecilnya akan bisa terwujud walaupun hidup yang dijalaninya
mengharuskannya merusaha lebih keras dan lebih keras dalam mengejar mimpinya.
Hidup tidak selalu semudah apa yang dipikirkan banyak
orang, butuh kerja keras dan usaha dalam menjalani hidup dan menggapai mimpi.
Banyak hal yang tidak terduga dari jalannya hidup, entah itu baik atau buruk
yang dijalani dalam hidupnya. Sebaik-baiknya seseorang dalam menjalani hidup
adalah ia yang belajar dari seseorang yang dia anggap berhasil dalam menjalani
hidupnua.
B.
RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana perjalanan
hidup bapak Budi dalam menggapai mimpi-mimpinya?
2. Bagaimana bapak Budi
menyikapi masalah yang terjadi dalam hidupnya dalam konteks menggapai
mimpi-mimpinya?
C.
TUJUAN PENULISAN
1. Untuk
menjelaskan perjalanan hidup bapak Budi
dalam menggapai mimpinya.
2. Untuk
menjelaskan bagaimana bapak Budi
menyikapi masalah hidupnya agar bisa menggapai mimpi-mimpinya
D.
METODE
1. Pemilihan Topik
Penulis memilih topik yang berjudul “faktor mimpi dalam mengarungi hidup”. Karena penulis ingin menceritakan tentang perjalanan hidup bapak Budi dalam menggapai mimpi-mimpinya.
Penulis merupakan anak kandung dari bapak Budi yang menjadi narasumber. Dalam perjalanan hidup bapak Budi, banyak
pembelajaran yang bisa didapat, dan diharapkan bisa menjadi salah satu sumber
inspiratif pembaca.
2.
Heuristik
Pengumpulan data yang
sesuai dengan topik pembahasan yaitu sumber primer didapat penulis dari wawancara langsung dengan bapak Budi yang
merupakan narasumber utama. Sedangkan
sumber sekunder berhasil
didapat dari wawancara dengan saudara dan kerabat dari bapak Budi. Sumber sekunder sendiri untuk pembanding dan pendukung dari sumber
primer.
3. Kritik/ Verifikasi
Penulis mengumpulkan data-data dari wawancara dengan bapak Budi dan juga saudara
mauun kerabat bapak Budi. Hal ini
untuk membandingkan kisah perjalanan hidup yang dikemukakan oleh bapak Budi dan
yang dikemukakan oleh saudara maupun kerabat dari bapak Budi.
4.
Interpretasi
Penulis beranggapan bahwa mimpi akan dapat
terwujud jika mimpi itu dibarengi dengan kerja keras, usaha, dan doa.
5.
Historiografi
Dalam historiografi penulis memulai dengan Bab I yaitu
pendahuluan, pendahuluan ini berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan
serta metode-metode sejarah. Kemudian dilanjutkan pada Bab II yaitu pembahasan yang merupakan inti makalah, tepatnya jawaban dari rumusan
masalah. Dan
yang terakhir Bab III penutup yaitu berisi kesimpulan dan saran dari pembahasan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Perjalanan hidup bapak Budi
dalam menggapai mimpi-mimpinya
Lahir sebagai anak ke empat dari tujuh bersaudara dari
pasangan ibu Suwanti dan bapak Kartono pada tanggal 2 Februari 1961 dikota
Malang. Pada masa itu, kota Malang masih merupakan kota yang kurang berkembang.
Bapak Budi juga dilahirkan dari keluarga yang bisa dibilang hidup dibawah garis
kemiskinan. Hal itu membuat bapak Budi memiliki mimpi yang bisa dikatakan
sangat sering dimiliki banyak anak, yaitu dapat membahagiakan orang tua. Mimpi
yang sangat singkat tapi memiliki arti yang luas.
Hidup memang tidak semudah apa yang dibayangkan, hal
itu sangat dirasakan oleh bapak Budi. Pada saat usianya menginjak usia 9 tahun,
bapak Budi harus menerima kenyataan bahwa sang Ayah yang sangat dekat dengannya
harus meninggal dunia. Meninggalnya sang ayah harus ditambah berat dengan
meninggalnya ke dua kakak laki-laki dari bapak Budi yang berarti pada usia 9
tahun, bapak Budi sudah menjadi anak laki-laki satu-satunya dikeluarga.
Masa-masa kecil bapak Budi dijalani dengan lebih berat
dari anak-anak lain, saat masih berstatus anak SD di Marsudisiwi Malang, bapak
Budi sudah membantu sang ibu dengan berjualan es dan makanan kecil lainnya disekolah
dan ditempat-tempat lain seperti diterminal dan didaerah sekitar rumah.
Berjualan merupakan hal biasa yang menjadi kebiasaan
bapak Budi, hal ini terus dilakukan dari SD di Marsudisiwi, SMP di Marsudisiwi,
dan bahkan sampai STM Grafika. Semua itu dilakukan untuk membantu sang ibu dan
juga membangun mimpinya sendiri untuk membahagiakan sang ibu.
Setelah lulus dari STM Grafika, bapak Budi mempunyai
niat untuk pergi merantau keJakarta, hal ini dilakukan untuk dapat menggapai
sukses yang lebih besar yang didasari mimpinya untuk dapat lebih membahagiakan
ibunya. Hal ini tentu berat bagi sang ibu yang menganggap bahwa bapak Budi
masih terlalu muda untuk merantau keJakarta dan juga pandangan bahwa bapak budi
harus menjadi pelindung bagi adik-adiknya yang masih kecil dan juga
adik-adiknya yang perempuan. Tapi karena sudah menjadi niat untuk pergi
keJakarta, bapak Budi memberikan pengertian kepada ibunya dan juga kepada
adik-adiknya, bahwa bapak budi ingin merantau untuk mendapat sesuatu yang lebih
dari sekedar hidup diMalang dan juga untuk membuktikan mimpinya pada san ibu
untuk membahagiakannya dan untuk hidup lebih baik diJakarta.
Setelah melalui sedikit perdebatan dengan sang ibu,
akhirnya bapak Budi diberikan izin untuk merantau keJakarta. Dengan bermodal
doa restu dan kemampuan yang dimiliki dari hasil belajar selama hidupnya, bapak
Budi pergi keJakarta dengan keyakinan bahwa dia bisa menjadi orang yang lebih
baik diJakarta, menjadi kebanggan bagi keluarga, dan menjadi seoarang yang
lebih sukses.
Masa-masa awal dating keJakarta sangat berat dirasakan
bapak Budi, Jakarta yang dianggap banyak orang sebagai kota terbaik mencari
kerja tidak semudah apa yang dibicarakan banyak orang. Hal itu sangat dirasakan
oleh bapak Budi, dia harus bersaing dengan banyak orang. Pekerjaan pertama dari
bapak Budi adalah menjadi karyawan swasta disebuah tempat fotocopy. Merasa
sangat sulit untuk berkembang, akhirnya bapak Budi memutuskan untuk berhenti
bekerja dan mencari pekerjaan lain. Pekerjaan kedua bapak Budi adalah menjadi
karyawan ditoko buku Gramedia. Setelah bekerja cukup lama, bapak Budi mendapat
tawaran dari temannya untuk menjadi PNS diperusahaan milik Negara atau BUMN,
yaitu karyawan PT. PLN Persero. Setelah melalui tes yang ketat, akhirnya bapak
Budi berhasil diterima menjadi PNS, hal ini tentu menjadi sebuah kebanggaan
bagi diri sendiri dan juga keluarga, karna bagi sebagian orang menjadi PNS
adalah pekerjaan yang paling enak dan dengan demikian dapat membantu keuangan
keluarga. Hal itu juga menjadi pemikiran sang ibu dan juga adik-adik dari bapak
Budi, bahkan sang adik menjadi terpacu untuk menjadi PNS seperti kakaknya. Hal
ini tentu menjadi sebuah kebanggaan bagi bapak Budi dan juga keluarga, berkat
kerja keras dan doa yang selalu mengalir dari diri sendiri dan juga keluarga,
maka bapak Budi berhasil menjadikan mimpinya menjadi kenyataan, membanggakan
orang tua dan juga menjadi orang yang akan terus menjadi lebih baik.
2.2 Bagaimana bapak Budi menyikapi
masalah hidup untuk mewujudkan mimpinya
Bapak Budi memang dilahirkan dari keluarga yang bisa
dianggap hidup dibawah garis kemiskinan, tapi berkat kerja keras, usah lebih,
dan doa yang selalu meyertai hidup dari bapak Budi dan orang-orang terkasih, maka
dia berhasil menggapai mimpi-mimpinya. Mimpi menjadi orang yang lebih baik,
lebih berhasil, dan juga mimpi untuk dapat membanggakan orang tua.
Hidup memang tidak semuadah apa yang dibayangkan.
Bapak Budi sudah harus bekerja sebagai penanggung jawab adik-adiknya karena
sang ayah dan kedua kakak laki-lakinya harus meninggalkan dunia lebih cepat.
Tentu hal seperti ini sangat sulit diterima oleh bapak Budi yang pada saat itu
masih berusia 9 tahun, namun jika hanya terus mengeluh, tidak ada perubahan
yang akan terjadi. Hal ini ada dalam benak bapak Budi yang berusaha membantu
ibunya dengan berjualan, tidak ada rasa malu dipikiran bapak Budi, dia hanya
berpikir untuk membantu perekonomian keluarga.
Setelah lulus dari STM Grafika, bapak budi memiliki
niat pergi merantau keJakarta, yang berarti harus meninggalkan sang ibu dan
adik-adiknya. Hal ini dilakukan dengan tujuan milia, yaitu untuk bisa mendapat
pekerjaan yang lebih baik bila merantau keJakarta.
Setelah semua yang terjadi, Bapak Budi merantau
keJakarta dengan niat yang dangat kuat, niat untuk mengejar mimpi-mimpinya.
Hasil kerja keras yang selama ini ditunjukkan berhasil mendapatkan jalan dari
tuhan, mendapat pekerjaan yang baik, dan juga mendapat istri yang baik, setia,
dan juga soleha. Dan waniata yang menjadi istrinya adalah wanita desa yang juga
merantau keJakarta, wanita dari daerah Gombong, Jawa Timur yang lahir pada
tanggal 4 Desember 1962 ini menjadi bukti bahwa bapak Budi sudah menjalani
hidupnya dengan sebaik-baiknya. Kebahagian bertambah saat lahir dua orang anak,
yaitu satu anak perempuan dan satu anak laki-laki. Anak perempuan diberi nama
Diyah Arvita Hadinati, dan anak laki-laki diberi nama Yana Armadhita yang juga
bertindak sebagai penulis.
BAB III
PENUTUP
3.1 kesimpulan
Dalam kehidupan bapak Budi Setyo Pranoto, tidak semua
yang diinginkan akan dapat terwujud, tapi bagaimana bapak Budi menjalani
hidupnya dapat memberikan kita suatu pelajaran tentang bagaimana meraih mimpi,
bagaimana semangat membangun mimpi menjadi kenyataan dengan doa yang selalu
menjaganya.
Tidak ada yang membayangkan bahwa seorang anak yang
lahir dalam keadaan keluarga sulit, dengan semangatnya berhasil menjadi manusia
yang lebih baik, bapak Budi berani mengambil resiko dengan merantau keJakarta
dengan kemampuan yang dia punya, dengan mmpi yang dia yakini, dan semangat
untuk menjadi orang yang lebih baik lagi.
Kebanyakan masyarakat yang merantau keJakarta tidak
memiliki kemampuan dan hanya berdasarkan kenekatan untuk hidup lebih baik,
tetapi tidak dengan bapak Budi yang merantau keJakarta dengan kemampuan yang
dia miliki.
3.2 Saran
Dalam kehidupan yang penuh tantangan, banyak hal yang
akan mempengaruhi bagaimana seseorang dapat menjalani hidupnya dan terus dapat
berkembang. Factor mimpi akan sangat berperan dalam kehidupan seseorang jika
dibarengi juga dengan kerja keras dan tidak lupa berdoa pada tuhan.
DAFTAR RUJUKAN
Narasumber
Nama :Budi Setyo Pranoto
TTL :Malang 2 Februari 1961
Status :Menikah (suami)
Pekerjaan :PNS
Nama :Nafsiah
TTL :Gombong 4 Desember 1962
Status :Menikah (istri)
Pekerjaan
:PNS
Nama :Diyah Arvita Hadinati
TTL :Jakarta 5 Februari 1992
Status : Anak dari Bapak Budi
Pekerjaan : Mahasiswa
LAMPIRAN
Foto keluarga bapak Budi
Foto anak dari bapak Budi dan ibu
Nafsiah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar