SEJARAH KEHIDUPAN KELUARGA ‘NURUL KHOIRIYAH’
DALAM MENGHADAPI MASALAH HIDUP
MAKALAH
Untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pengantar Ilmu Sejarah
Yang dibina oleh Ibu Indah W.P Utami, S.Pd, S.Hum,
M.Pd
Oleh
Alkurotul Ainiyah
130731607298
UNIVERSITAS
NEGERI MALANG
FAKULTAS
ILMU SOSIAL
JURUSAN
SEJARAH
November
2013
KATA
PENGANTAR
Ucapan
puji syukur atas segala limpahan rahmat taufik serta hidayahNya yang telah
tuhan berikan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya. Makalah ini sebagai tugas dari Pengantar Ilmu Sejarah, yang berjudul
“Sejarah Kehidupan Keluarga Nurul Khoiriyah dalam Menghadapi Masalah Hidup”
penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang bertemakan sejarah keluarga yang
dibimbing oleh Ibu Indah W.P Utami S.Pd, S.Hum, M.Hum dengan sebaik-baiknya.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1.
Ibu
Indah W.P Utami S.Pd, S.Hum, M.Pd selaku pembimbing dan dosen Pengantar Ilmu
Sejarah
2.
Kepada
orang tua yang telah memberi dukungan kepada penulis
3.
Kepada
para teman-teman beserta kepada rekan-rekan lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan
satu per satu.
Penulis
menyadari akan kekurangan dari makalah ini, karena tidak ada yang sempurna
tanpa kritik dan saran dari pembaca sekalian. Kritik dan saran sangat
dibutuhkan oleh penulis untuk penyempurnaan dan perbaikan makalah ini serta
agar penulis dapat melakukan penelitian yang lebih baik lagi daripada
sebelumnya.
Malang, Desember 2013
Penulis
DAFTAR
ISI
HALAMAN
JUDUL
KATA
PENGANTAR
DAFTAR
ISI
BAB
I PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
1.2
Rumusan
Masalah
1.3
Tujuan
1.4
Metode
Sejarah
BAB
II PEMBAHASAN
2.1
Sejarah Kehidupan Keluarga Nurul Khoiriyah
2.2
Masalah Sosial yang Dihadapi Keluarga Nurul Khoriyah
BAB
III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR
RUJUKAN
LAMPIRAN
BAB
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keluarga
merupakan media primer dalam pembentukan karakter seseorang. Media primer yang
dimaksud adalah suatu media pertama dan utama yang dilalui oleh seorang anak
sejak baru lahir hingga mengenal lingkungan masyarakat dan kemudian terjun
langsung dalam lingkungan masyarakat diluar ikatan media keluarga. Dalam sebuah
keluarga mustahil apabila tidak ada permasalahan. Permasalahan yang dialami
sebuah keluarga itu bermacam-macam, diantaranya dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu faktor okonomi, sosial, agama dan lain sebagainya. Terkadang
masalah sepele yang dibiarkan itu bisa menjadi masalah yang tak akan berhenti
bagi keluarga yang mengalaminya. Butuh ketabahan, kekuatan iman, dan kesabaran
dalam menghadapi masalah tersebut. Selain itu, masalah keluarga yang dialami di
masa lalu juga dapat merupakan faktor pemicu yang dapat menimbulkan masalah
baru di kehidupan yang baru pula. Selain itu, masalah keluarga yang dialami di
masa lalu itu merupakan sejarah dan pelajaran bagi keluarga tersebut agar tidak
mengulanginya dan harus menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Sebagai
salah satu contoh keluarga yang memiliki permasalahan karena masa lalu yang
kelam adalah keluarga dari Nurul Khoiriyah yang peneliti anggap masalah kecil
yang diperbesar oleh para orang-orang terdekat (tetangga) dan masalah tersebut
timbul karena para kerabat dekatnya yang mungkin tidak dapat memaafkan salah
dari salah satu anggota keluarga Nurul Khoiriyah di masa lalu. Selain itu,
tetangga yang memiliki masalah dengan keluarga tersebut memiliki ikatan
saudara. Masalah ini sangat unik untuk dibahas, sehingga makalah ini berjudul “Sejarah
Kehidupan Keluarga Nurul Khoiriyah dalam menghadapi masalah hidup”
1.2
Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana sejarah kehidupan keluarga Nurul Khoiriyah?
2. Bagaimana masalah sosial yang dihadapi
keluarga Nurul Khoriyah?
1.3
Tujuan
1.
Untuk mengetahui sejarah kehidupan
keluarga Nurul Khoiriyah
2.
Untuk mengetahui masalah social yang
dihadapi keluarga Nurul Khoiriyah
1.4
Metode
1.4.1 Pemilihan
Topik
1.4.1.1 Kedekatan
Emosional
Penulis memilih topik ini karena penulis memiliki
hubungan kekerabatan (keluarga) dekat dengan narasumber dan juga karena adanya
hubungan kekerabatan tersebut, penulis merasa lebih mudah untuk mengetahui
permasalahan keluarganya meskipun hanya penggambaran secara umum saja, seperti
yang kita telah ketahui tidak mungkin narasumber membuka seluruh permasalahan
yang berhubungan dengan topik ini, karena tidak patut untuk disampaikan dan
apabila hal itu terjadi, sama saja membuka aib sendiri, jadi peneliti memaklumi
hal tersebut meskipun dikatakan keluarga sendiri.
1.4.1.2 Kedekatan
Intelektual
Penulis
memilih topik ini berdasarkan kedekatan intelektual karena penulis tertarik
dengan permasalahan yang dihadapi keluarga narasumber, sebab permasalahan yang
dianggap sepele itu yang kemudian butuh pemecahan, yang apabila dibiarkan maka
akan terus bertambah dan bertambah.
1.4.2 Heuristik
Dalam
penelitian yang penulis lakukan ini, penulis mendapatkan sumber-sumber dari
narasumber langsung yang dinilai memiliki peranan penting dalam penelitian.
Tanpa dokumen-dokumen yang memiliki isi dari kisah permasalahan keluarga
tersebut, hanya saja beberapa literatur yang sekiranya dapat membantu untuk
dijadikan perbandingan dalam menulis masalah ini. Serta pengumpulan data
penelitian penulis dapatkan secara primer dari ibu Nurul, Nurul Khoiriyah dan
salah satu tetangga Nurul Khoiriyah. Penulis hanya mewawancarai ketiganya untuk
masuk ke dalah topik pembahasan
1.4.3 Kritik
1.4.3.1 Kritik
Eksternal
Dari
sumber primer mengatakan bahwa penyebab dari masalah keluarganya, mereka adalah
seseorang yang memiliki ekonomi rendah yang banyak menyusahkan orang lain.
Namun narasumber lain berkata bahwa masalah itu disebabkan karena masa lalu
dari ibu Nurul yang kelam, namun narasumber lain tersebut tidak dapat
menceritakannya secara detail.
1.4.3.2 Kritik
Internal
Dari
masalah yang timbul dalam keluarga tersebut adalah masa lalu yang kelam, yang
mengakibatkan para orang-orang terdekat enggan untuk memaafkannya. Masalah
kemiskinan juga menjadi kemungkinan masalah tersebut terjadi.
1.4.4 Interpretasi
Dari
beberapa sumber-sumber beserta fakta-fakta yang telah didapatkan dari beberapa
narasumber, penulis dapat menginterpretasikan masalah keluarga Nurul Khoiriyah
bahwa ia berasal dari keluarga yang tidak mampu yang memiliki keinginan tinggi
untuk mengubah nasib keluarganya menjadi lebih baik. Namun keinginan itu
tidaklah mudah untuk langsung tercapai, ada masalah yang menggeluti yaitu
halangan dari orang-orang terdekat untuk menggapai keinginan itu, hal ini
terjadi akibat orang-orang terdekat tersebut tidak menyukainya lantaran ia
hanya anak dari seseorang yang miskin dan juga dipengaruhi oleh masa lalu
ibunya. Sampai kinipun penulis masih belum mendapatkan fakta yang jelas tentang
masa lalu tersebut, sebab dari narasumber sendiri tidak pernah menceritakannya
serta orang lain yang dimintai pendapat tentang masa lalu dari ibu Nurul. Namun
penulis dapat memberi gambaran bahwa nurul merupakan hasil pernikahan dari
ibunya bersama ayahnya yang sekarang. Namun, empat saudaranya itu merupakan
saudara tirinya. Menurut narasumber lain, ibu Nurul memiliki dua orang anak
laki-laki, dan ayah nurul memiliki dua orang anak laki-laki pula. Dari hal ini
dapat diketahui bahwa ayah dan ibu Nurul menikah lebih dari satu kali, namun
menurut saudaranya ia anak yang diistimewakan sehingga timbul perselisihan. Dari
interpretasi penulis ini masih belum logis jika para orang-orang dekat narasumber
membenci narasumber karena alasan masa lalu tersebut. Mungkin dibalik itu semua
ada masalah yang tersimpan rapi, sehingga narasumber enggan sekali membukanya.
1.4.5 Historiografi
Dalam
menyusunan penulisan penelitian sejarah ini, penulis memulai dari bab I
pendahuluan, yang berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan metode sejarah.
Latar belakang ini penulis memaparkan mengapa penulis memilih masalah ini untuk
dijadikan penelitiannya. Rumusan masalah dalam bab I berisi tentang
pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut dengan penelitian yang penulis lakukan
yang kemudian akan dijawab dalam bab II. Tujuan penelitian yaitu untuk
mengetahui apa yang akan dibahas. Metode sejarah yaitu terdiri dari pemilihan
topik, heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi yang semuanya
membahas tentang penelitian yang dilakukan. Selanjutnya yaitu bab II berisi
tentang jawaban dari apa yang dipertanyakan di bab II. Bab III berisi tentang
kesimpulan dan saran, kesimpulan berisi tentang seluruh isi dari pembahasan
yang hanya diambil inti permasalahannya saja sedangkan saran berisi tentang
nasihat penulis kepada pembaca setelah membaca hasil dari makalah yang telah
penulis buat tersebut. Selanjutnya adalah daftar rujukan serta lampiran.
BAB
II PEMBAHASAN
2.1
Sejarah
Kehidupan Keluarga Nurul Khoiriyah
Nurul
khoiriyah merupakan anak kelima dari lima bersaudara, ayahnya bernama Sarkawi
dan ibunya bernama Sumiyati. Nurul merupakan anak perempuan satu-satunya karena
empat orang saudaranya itu adalah laki-laki semua. Semua saudaranya itu tidak
ada yang melanjutkan pendidikan hingga ke tingkat yang lebih tinggi, hanya
sampai tingkat Sekolah Dasar saja, hal ini yang menyebabkan adalah minimnya
kondisi ekonomi dari keluarga tersebut. Namun lain halnya dengan Nurul yang meneruskan
sekolahnya ke jenjang yang lebih tinggi dari saudaranya.
Nurul
lahir pada tahun 1994, kehidupannya semasa kecil dapat dikatakan menyedihkan
karena saat dia masih bayi berumur lima hari, ia ditinggal oleh ibunya bekerja
di sawah untuk mendapatkan sesuap nasi untuk keluarganya. Karena pada saat itu
ayah Nurul hanya bekerja sebagai buruh tani yang penghasilannya tidak mencukupi
keluarganya, terkadang bekerja apabila ada sawah yang akan panen, terkadang
juga tidak bekerja sama sekali karena bukan musim panen. Maka dari itu ibunya
harus turun tangan sendiri untuk bekerja di sawah meskipun kondisinya pada
waktu itu tidaklah memungkinkan. Apabila tidak bekerja ayahnya juga mencari
rumput untuk sapi milik orang lain yang dipeliharanya. Nurul saat itu diasuh
oleh neneknya, terkadang pula ia diletakkan di bawah pohon kelapa bersama
neneknya sambil menunggu ibunya bekerja karena ia ingin menyusu. Seharusnya
sebagai seorang ibu yang memiliki bayi harus merawatnya hingga beranjak
anak-anak seperti yang dikemukakan oleh Kennedy (dalam Pell 1998:18) yang
mengatakan bahwa ia mengawasi pertumbuhan anak bukan hanya sebagai karya cipta dan kewajiban tapi
sebagai suatu profesi yang menarik dan menantang seperti profesi lain yang
terhormat di dunia dan sesuatu yang menuntut yang terbaik dari dirinya.
Di
sisi lain Neneknya adalah seorang janda yang bekerja sebagai tukang pijat yang
terkadang juga bekerja apabila ada orang yang ingin meminta jasanya, apabila
tidak, beliau hanya berdiam diri di rumah. Beliau semasa mudanya suka memberi,
apabila ada anak-anak kecil yang kelaparan beliau langsung
memberinya
makan dan tidak memikirkan dirinya sendiri. Beliau sangat menyayangi anak-anak,
karena saudara-saudara Nurul saat kecil juga diasuh oleh neneknya itu, karena
juga ditinggalkan ibunya bekerja. Memang ibunya itu adalah pekerja keras, sebelum
menikah dengan ayahnya Nurul pun beliau tidak memikirkan bahwa memiliki anak
kecil, yang hanya ada dipikirannya adalah bekerja dan bekerja, apabila tidak
maka siapa lagi yang akan memberinya makan. Namun dalam menerapkan prinsip
manajemen keluarga seseorang yang menginginkan sesuatu bukan berarti harus
bekerja keras tapi bekerja harus secara bijaksana. Dalam kata lain bijaksana
maksudnya adalah orang itu harus memiliki waktu untuk hal-hal yang seharusnya
dilakukan. Saat Nurul berumur dua tahun
ia ikut ibunya yang bekerja menjadi buruh cuci di rumah kakak kandung dari
ibunya itu. Namun perekonomian keluarganya tetap saja seperti itu, hanya cukup
untuk makan saja.
2.2 Masalah Sosial yang Dihadapi
Keluarga Nurul Khoiriyah
Nurul
merupakan anak bungsu, ketiga saudaranya sudah menikah dan memiliki anak. Hanya
ia dan kakaknya yang keempat tidak menikah. Kakak yang keempat ini tidak
normal, sebab tingkah lakunya seperti anak kecil dan sampai kinipun dia tidak
bekerja, padahal ia kelahiran tahun 1984. Saat ditanyakan kepada orang tua dari
Nurul mengapa hal ini terjadi, beliau hanya menjawab bahwa kakaknya ini sewaktu
kecil sangatlah nakal sehingga banyak tetangga yang membencinya dan lantas
sering dipukul. Namun pendapat dari sumber lain mengatakan bahwa ada masalah
lain yang dahulu telah menimpa keluarga tersebut, sehingga para orang-orang
terdekatnya enggan untuk menyukainya. Ternyata ada suatu balas dendam yang
dilakukan oleh para orang-orang terdekat seperti halnya tetangga, saudara dari
ibu Nurul maupun orang lain. Dalam hal ini diketahui bahwa Nurul merupakan anak
pertama dari pernikahan ibu dan ayahnya, dalam hal ini keempat saudaranya
merupakan saudara tirinya. Dua kakaknya adalah anak dari ibunya dan dua kakak
lainnya adalah anak dari ayahnya. Dapat disimpulkan bahwa ayah dan ibu Nurul
menikah lebih dari satu kali.
Penyebab
para orang-orang terdekat membencinya adalah masa lalu dari ibunya yang suram,
namun tidak diketahui pasti masalah masa lalunya seperti apa yang hanya
diketahui bahwa masalah itu muncul saat ibu nurul memiliki anak yang keempat
ini. Penulis tidak berani menanyai kepada orang lain karena mungkin masalah ini
sangat ditutupi oleh para keluarga Nurul sebab mereka malu untuk membukanya.
Karena masa lalu inilah yang akhirnya para anak-anaknya yang mendapatkan
imbasnya. Lain halnya saat Nurul masih berumur dua tahun dan ikut ibunya
bekerja, ia sering disiksa oleh budenya tanpa sepengetahuan ibunya. Namun, ia
tidak pernah mengadu, hingga suatu hari ibunya melihat sendiri bahwa saat nurul
bermain didekat got ia didorong oleh budenya hingga jatuh, tidak hanya itu ia
pernah dikunci di dalam kamar seharian, hal tersebut yang menyebabkan ibunya
berhenti bekerja di sana karena merasa kasihan dan batinnya menangis melihat
anaknya diperlakukan demikian kejamnya.
Apalagi
saat neneknya meninggal saat ia berumur delapan tahun, sehingga tidak ada lagi
yang memberinya saku setiap harinya. Ia harus bekerja saat itu, di umurnya yang
masih belia, ia bekerja di rumah adik kandung ibunya. Ia menyapu dan membersihkan
rumah tantenya itu, ia diberi upah 1000 per harinya untuk sakunya setiap hari. Saudara-saudara
dari ibunya memang memiliki ekonomi yang serba berkecukupan dan dianggap mampu.
Saat ia mulai lulus Sekolah Dasar kemudian ia akan melanjutkan ke SMP, namun
hal ini tidak dianggap mudah, karena sekolah yang akan ditempuhnya merupakan
sekolah favorit di desanya. Saat berita tersebut sampai di telinga para
tetangganya, banyak yang tidak setuju dan lantas menghinanya sebab ia merupakan
anak dari orang miskin yang tidak patut masuk sekolah favorit. Ada sebagian
dari tetangganya yang mencela fisiknya, dan beranggapan bahwa sekolah tersebut
hanya untuk golongan yang berada saja dan apabila ia diterima di sekolah
tersebut maka yang dilakukan orang tuanya adalah mengutang kesana kemari, dan
hal itu akan merugikan para tetangganya. Paling parahnya lagi yaitu kakaknya
yang pertama dan kedua menentang keinginannya untuk melanjutkan sekolah karena
kakaknya beranggapan bahwa ia akan menyengsarakan orang tuanya dan takkan
menjadi orang yang berhasil. Selain itu, kakaknya sudah mencarikan calon suami
untuknya. Namun kedua orang tuanya menolak rencana itu. Hal ini yang
mengakibatkan kakak kedua tidak bertegur sapa lagi dan saling bermusuhan.
Seharusnya rasa tidak setuju itu hanya dikatakan dalam pendapat yang tidak
mengakibatkan konflik destruktif yaitu perdebatan yang berlebihan. Tuhan
berkata lain, akhirnya Ia diterima di sekolah yang diinginkannya, dan memang
benar bahwa orang tuanya utang kesana kemari namun kepada saudara dari ayahnya
untuk membiayai sekolahnya. Ia tetap bekerja di rumah tantenya dan mendapat
upah 2000 per harinya.
Masalah
selanjutnya adalah ketika ia menempuh pendidikan di SMA, sapi satu-satunya
miliknya dicuri oleh maling dan hal itu membuat para keluarganya sibuk
mencarinya di pagi hari, dan bersamaan dengan itu pula buku SMP dan sebagian
buku SMA milik Nurul dibakar tanpa diketahui siapa pelakunya. Saat hal ini
dilaporkan kepada bapak RT, malah pak RT sendiri tidak peduli dan tidak
mempercayainya. Hanya mengatakan sabar saja kepada keluarganya. Betapa sedih
rasanya hati para keluarganya pada saat itu karena tidak ada satupun orang yang
percaya akan peristiwa itu, mereka menganggap hanya khayalan saja ini untuk
membuat para tetangganya merasa kasihan kepadanya. Bersamaan dengan itu pula Nurul
diberhentikan bekerja di rumah tantenya karena dituduh mencuri HP milik adik
sepupunya.
Hal
ini yang menyebabkan ia harus membantu ibunya bekerja sebagai buruh cuci,
masalah tersebut bukan sebuah halangan untuknya menggapai masa depan. Ia terus
berusaha, dan selalu yakin bahwa tuhan akan membalasnya suatu hari nanti. Ia
memang seorang anak yang rajin dan pandai di sekolahnya. Sementara itu masalah
dalam keluarganya tetap ada hingga lulus SMA. Hingga pada akhirnya ia ingin
melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi dan hasilnya adalah ia diterima
pula di Perguruan Tinggi Negeri di luar kota tanpa mengeluarkan biaya,
pemerintah yang membiayai dirinya di Perguruan Tinggi tersebut. Suatu keputusan
penting karena memang harus sesuai dengan kata hati dan nilai-nilai kita, dan
bukan karena dorongan orang lain. Hidup menurut kata hati berarti kita
mempercayai insting diri sendiri lebih daripada tekanan atau tuntutan
masyarakat, teman-teman, tetangga dal lain sebagainya.
Ia
memiliki keinginan untuk membalas segala jasa yang telah orang tuanya berikan
dan melupakan segala hal menimpa keluarganya di masa lalu serta ia ingin
membuktikan kepada para orang yang membencinya itu bahwa semua omongan jelek
tentang dirinya itu adalah salah, ia ingin menjadi orang yang terbaik untuk
kedua orang tuanya.
Selain
itu terdapat suatu pendapat dalam menghadapi tetangga yaitu pendapat dari
(Carlson 1999:163) berpendapat bahwa meskipun kita sebagai manusia menganggap
hal yang kita lakukan itu benar kemudian kita ditentang oleh tetangga yang
tidak menyukai. Meskipun hal itu terjadi demikian, sebaliknya kita sebagai
tetangganya tidak merasa menjadi tetangga yang sempurna sehingga menganggap
tetangga lain adalah orang yang sulit. Cobalah menghargai perspektif yang ada
pada mereka. Hal ini bukan berarti membiarkan tetangga tersebut menginjak-injak
kita, akan tetapi bahwa kita dapat belajar berurusan dengan tetangga tanpa
bersikap defensif, terganggu atau marah. Jika tingkah laku kita dalam
bertetangga mendukung asumsi-asumsi mereka, mereka akan menjadi semakin sulit.
Cara lain yang dapat kita lakukan adalah berusaha memfokuskan diri tidak hanya
pada kebiasaan mereka yang menjengkelkan tetapi pada sesuatu yang mereka
lakukan dengan baik.
BAB III PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan di
bab II maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Nurul
khoiriyah merupakan anak kelima dari lima bersaudara. Ayahnya adalah seorang
buruh tani yang memiliki penghasilan pas pasan untuk menghidupi keluarganya.
Ibunya bekerja di sawah dan kemudian menjadi buruh cuci, hal ini yang menyebabkan
Nurul tidak mendapatkan kasih sayang dari orang tuanya sejak masih kecil. Ia
diasuh oleh neneknya hingga berumur delapan tahun dan akhirnya neneknya
meninggal.
2. Masalah
sosial yang dihadapi oleh keluarga Nurul khoiriyah yaitu dimulai dari kakaknya
yang keempat tidak normal pemikirannya karena sering dipukul oleh para
tetangganya sewaktu ia masih kecil hal yang menyebabkan adalah masa lalu ibunya
yang mengakibatkan semua orang membencinya. Nurul saat masih dibangku SD sampai
bangku SMA ia harus bekerja menjadi tukang sapu dirumah tantenya. Saat ia ingin
melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi, ia dihalang-halangi oleh para
tetangga dan orang-orang terdekat, namun keinginannya selalu tercapai karena
usahanya dan sampai sekarang ia diterima di Perguruan Tinggi Negeri.
2.3
Saran
Dari
masalah yang telah dipaparkan di atas maka penulis ingin memberikan saran
kepada pembaa bahwa:
1. Tidak
ada orang yang menginginkan hidup sengsara, maka bersyukurlah atas segala
kenikmatan yang telah tuhan berikan
2. Jangan
pernah berputus asa untuk mencapai keinginan yang baik
3. Selalu
berusaha dan berdoa
4. Bersikaplah
sabar serta tawakal kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala masalah yang menimpa
kita
5. Ingatlah
bahwa tuhan tidak akan memberikan masalah di luar kemampuan kita
6. Jangan
pernah mendengarkan omongan jelek tentang kita, sekalipun itu dari orang
terdekat, anggap itu hanya gurauan semata.
7. Masalah
keluarga bukanlah halangan untuk selalu berprestasi
DAFTAR RUJUKAN
Narasumber
1.
Nama : Sumiyati
Umur
: 43 tahun
Pekerjaan :Wiraswasta
Alamat : Kampung Barat,
Desa Asembagus, Kecamatan Asembagus Kabupaten
Situbondo
2.
Nama :
Nurul Khoiriyah
Umur : 19 Tahun
Status
: Mahasiswa
Alamat : Kampung Barat, Desa Asembagus, Kecamatan Asembagus
Kabupaten Situbondo
3.
Nama : Atnawiya
Umur : 54 tahun
Pekerjaan
: Wiraswasta
Alamat : Kampung
Barat, Desa Asembagus, Kecamatan Asembagus Kabupaten Situbondo
Status : Saudara sepupu
dari Sumiyati
Buku
Carlson, R. 1999. Don’t Sweat the Small Stuft with Your Family.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Kartodirdjo, S. 1993. Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi
Sejarah. Jakarta: PT Gramedia PustakaUtama
Peel, K. 1998. Manajer Keluarga. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia
Wahlroos, S. 1988. Komunikasi Keluarga. Jakarta: PT BPK
Gunung Mulia
LAMPIRAN
Foto bersama ibu Sumiyati, ibu dari
Nurul Khoiriyah
Foto bersama narasumber dua, yaitu
Nurul Khoiriyah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar