Selasa, 10 Desember 2013

Alkurotul Ainiyah



SEJARAH KEHIDUPAN KELUARGA ‘NURUL KHOIRIYAH’
DALAM MENGHADAPI MASALAH HIDUP



MAKALAH
Untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pengantar Ilmu Sejarah
Yang dibina oleh Ibu Indah W.P Utami, S.Pd, S.Hum, M.Pd




Oleh
Alkurotul Ainiyah
130731607298













UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN SEJARAH
November 2013

KATA PENGANTAR

Ucapan puji syukur atas segala limpahan rahmat taufik serta hidayahNya yang telah tuhan berikan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini sebagai tugas dari Pengantar Ilmu Sejarah, yang berjudul “Sejarah Kehidupan Keluarga Nurul Khoiriyah dalam Menghadapi Masalah Hidup” penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang bertemakan sejarah keluarga yang dibimbing oleh Ibu Indah W.P Utami S.Pd, S.Hum, M.Hum dengan sebaik-baiknya. Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1.      Ibu Indah W.P Utami S.Pd, S.Hum, M.Pd selaku pembimbing dan dosen Pengantar Ilmu Sejarah
2.      Kepada orang tua yang telah memberi dukungan kepada penulis
3.      Kepada para teman-teman beserta kepada rekan-rekan lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari akan kekurangan dari makalah ini, karena tidak ada yang sempurna tanpa kritik dan saran dari pembaca sekalian. Kritik dan saran sangat dibutuhkan oleh penulis untuk penyempurnaan dan perbaikan makalah ini serta agar penulis dapat melakukan penelitian yang lebih baik lagi daripada sebelumnya.















Malang, Desember 2013



                                                                                        Penulis




DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
1.2  Rumusan Masalah
1.3  Tujuan
1.4  Metode Sejarah

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Kehidupan Keluarga Nurul Khoiriyah
2.2 Masalah Sosial yang Dihadapi Keluarga Nurul Khoriyah

BAB III PENUTUP
3.1  Kesimpulan
3.2  Saran


DAFTAR RUJUKAN

LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Keluarga merupakan media primer dalam pembentukan karakter seseorang. Media primer yang dimaksud adalah suatu media pertama dan utama yang dilalui oleh seorang anak sejak baru lahir hingga mengenal lingkungan masyarakat dan kemudian terjun langsung dalam lingkungan masyarakat diluar ikatan media keluarga. Dalam sebuah keluarga mustahil apabila tidak ada permasalahan. Permasalahan yang dialami sebuah keluarga itu bermacam-macam, diantaranya dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor okonomi, sosial, agama dan lain sebagainya. Terkadang masalah sepele yang dibiarkan itu bisa menjadi masalah yang tak akan berhenti bagi keluarga yang mengalaminya. Butuh ketabahan, kekuatan iman, dan kesabaran dalam menghadapi masalah tersebut. Selain itu, masalah keluarga yang dialami di masa lalu juga dapat merupakan faktor pemicu yang dapat menimbulkan masalah baru di kehidupan yang baru pula. Selain itu, masalah keluarga yang dialami di masa lalu itu merupakan sejarah dan pelajaran bagi keluarga tersebut agar tidak mengulanginya dan harus menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Sebagai salah satu contoh keluarga yang memiliki permasalahan karena masa lalu yang kelam adalah keluarga dari Nurul Khoiriyah yang peneliti anggap masalah kecil yang diperbesar oleh para orang-orang terdekat (tetangga) dan masalah tersebut timbul karena para kerabat dekatnya yang mungkin tidak dapat memaafkan salah dari salah satu anggota keluarga Nurul Khoiriyah di masa lalu. Selain itu, tetangga yang memiliki masalah dengan keluarga tersebut memiliki ikatan saudara. Masalah ini sangat unik untuk dibahas, sehingga makalah ini berjudul “Sejarah Kehidupan Keluarga Nurul Khoiriyah dalam menghadapi masalah hidup”

1.2    Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah kehidupan keluarga Nurul Khoiriyah?
2.  Bagaimana masalah sosial yang dihadapi keluarga Nurul Khoriyah?

1.3    Tujuan
1.      Untuk mengetahui sejarah kehidupan keluarga Nurul Khoiriyah
2.      Untuk mengetahui masalah social yang dihadapi keluarga Nurul Khoiriyah

1.4    Metode
1.4.1   Pemilihan Topik
1.4.1.1  Kedekatan Emosional
Penulis  memilih topik ini karena penulis memiliki hubungan kekerabatan (keluarga) dekat dengan narasumber dan juga karena adanya hubungan kekerabatan tersebut, penulis merasa lebih mudah untuk mengetahui permasalahan keluarganya meskipun hanya penggambaran secara umum saja, seperti yang kita telah ketahui tidak mungkin narasumber membuka seluruh permasalahan yang berhubungan dengan topik ini, karena tidak patut untuk disampaikan dan apabila hal itu terjadi, sama saja membuka aib sendiri, jadi peneliti memaklumi hal tersebut meskipun dikatakan keluarga sendiri.
1.4.1.2  Kedekatan Intelektual
Penulis memilih topik ini berdasarkan kedekatan intelektual karena penulis tertarik dengan permasalahan yang dihadapi keluarga narasumber, sebab permasalahan yang dianggap sepele itu yang kemudian butuh pemecahan, yang apabila dibiarkan maka akan terus bertambah dan bertambah.
1.4.2   Heuristik
Dalam penelitian yang penulis lakukan ini, penulis mendapatkan sumber-sumber dari narasumber langsung yang dinilai memiliki peranan penting dalam penelitian. Tanpa dokumen-dokumen yang memiliki isi dari kisah permasalahan keluarga tersebut, hanya saja beberapa literatur yang sekiranya dapat membantu untuk dijadikan perbandingan dalam menulis masalah ini. Serta pengumpulan data penelitian penulis dapatkan secara primer dari ibu Nurul, Nurul Khoiriyah dan salah satu tetangga Nurul Khoiriyah. Penulis hanya mewawancarai ketiganya untuk masuk ke dalah topik pembahasan

1.4.3   Kritik
1.4.3.1  Kritik Eksternal
Dari sumber primer mengatakan bahwa penyebab dari masalah keluarganya, mereka adalah seseorang yang memiliki ekonomi rendah yang banyak menyusahkan orang lain. Namun narasumber lain berkata bahwa masalah itu disebabkan karena masa lalu dari ibu Nurul yang kelam, namun narasumber lain tersebut tidak dapat menceritakannya secara detail.
1.4.3.2  Kritik Internal
Dari masalah yang timbul dalam keluarga tersebut adalah masa lalu yang kelam, yang mengakibatkan para orang-orang terdekat enggan untuk memaafkannya. Masalah kemiskinan juga menjadi kemungkinan masalah tersebut terjadi.

1.4.4   Interpretasi
Dari beberapa sumber-sumber beserta fakta-fakta yang telah didapatkan dari beberapa narasumber, penulis dapat menginterpretasikan masalah keluarga Nurul Khoiriyah bahwa ia berasal dari keluarga yang tidak mampu yang memiliki keinginan tinggi untuk mengubah nasib keluarganya menjadi lebih baik. Namun keinginan itu tidaklah mudah untuk langsung tercapai, ada masalah yang menggeluti yaitu halangan dari orang-orang terdekat untuk menggapai keinginan itu, hal ini terjadi akibat orang-orang terdekat tersebut tidak menyukainya lantaran ia hanya anak dari seseorang yang miskin dan juga dipengaruhi oleh masa lalu ibunya. Sampai kinipun penulis masih belum mendapatkan fakta yang jelas tentang masa lalu tersebut, sebab dari narasumber sendiri tidak pernah menceritakannya serta orang lain yang dimintai pendapat tentang masa lalu dari ibu Nurul. Namun penulis dapat memberi gambaran bahwa nurul merupakan hasil pernikahan dari ibunya bersama ayahnya yang sekarang. Namun, empat saudaranya itu merupakan saudara tirinya. Menurut narasumber lain, ibu Nurul memiliki dua orang anak laki-laki, dan ayah nurul memiliki dua orang anak laki-laki pula. Dari hal ini dapat diketahui bahwa ayah dan ibu Nurul menikah lebih dari satu kali, namun menurut saudaranya ia anak yang diistimewakan sehingga timbul perselisihan. Dari interpretasi penulis ini masih belum logis jika para orang-orang dekat narasumber membenci narasumber karena alasan masa lalu tersebut. Mungkin dibalik itu semua ada masalah yang tersimpan rapi, sehingga narasumber enggan sekali membukanya.

1.4.5   Historiografi
Dalam menyusunan penulisan penelitian sejarah ini, penulis memulai dari bab I pendahuluan, yang berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan metode sejarah. Latar belakang ini penulis memaparkan mengapa penulis memilih masalah ini untuk dijadikan penelitiannya. Rumusan masalah dalam bab I berisi tentang pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut dengan penelitian yang penulis lakukan yang kemudian akan dijawab dalam bab II. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui apa yang akan dibahas. Metode sejarah yaitu terdiri dari pemilihan topik, heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi yang semuanya membahas tentang penelitian yang dilakukan. Selanjutnya yaitu bab II berisi tentang jawaban dari apa yang dipertanyakan di bab II. Bab III berisi tentang kesimpulan dan saran, kesimpulan berisi tentang seluruh isi dari pembahasan yang hanya diambil inti permasalahannya saja sedangkan saran berisi tentang nasihat penulis kepada pembaca setelah membaca hasil dari makalah yang telah penulis buat tersebut. Selanjutnya adalah daftar rujukan serta lampiran.

BAB II PEMBAHASAN

2.1    Sejarah Kehidupan Keluarga Nurul Khoiriyah
Nurul khoiriyah merupakan anak kelima dari lima bersaudara, ayahnya bernama Sarkawi dan ibunya bernama Sumiyati. Nurul merupakan anak perempuan satu-satunya karena empat orang saudaranya itu adalah laki-laki semua. Semua saudaranya itu tidak ada yang melanjutkan pendidikan hingga ke tingkat yang lebih tinggi, hanya sampai tingkat Sekolah Dasar saja, hal ini yang menyebabkan adalah minimnya kondisi ekonomi dari keluarga tersebut. Namun lain halnya dengan Nurul yang meneruskan sekolahnya ke jenjang yang lebih tinggi dari saudaranya.
Nurul lahir pada tahun 1994, kehidupannya semasa kecil dapat dikatakan menyedihkan karena saat dia masih bayi berumur lima hari, ia ditinggal oleh ibunya bekerja di sawah untuk mendapatkan sesuap nasi untuk keluarganya. Karena pada saat itu ayah Nurul hanya bekerja sebagai buruh tani yang penghasilannya tidak mencukupi keluarganya, terkadang bekerja apabila ada sawah yang akan panen, terkadang juga tidak bekerja sama sekali karena bukan musim panen. Maka dari itu ibunya harus turun tangan sendiri untuk bekerja di sawah meskipun kondisinya pada waktu itu tidaklah memungkinkan. Apabila tidak bekerja ayahnya juga mencari rumput untuk sapi milik orang lain yang dipeliharanya. Nurul saat itu diasuh oleh neneknya, terkadang pula ia diletakkan di bawah pohon kelapa bersama neneknya sambil menunggu ibunya bekerja karena ia ingin menyusu. Seharusnya sebagai seorang ibu yang memiliki bayi harus merawatnya hingga beranjak anak-anak seperti yang dikemukakan oleh Kennedy (dalam Pell 1998:18) yang mengatakan bahwa ia mengawasi pertumbuhan anak bukan hanya  sebagai karya cipta dan kewajiban tapi sebagai suatu profesi yang menarik dan menantang seperti profesi lain yang terhormat di dunia dan sesuatu yang menuntut yang terbaik dari dirinya.
Di sisi lain Neneknya adalah seorang janda yang bekerja sebagai tukang pijat yang terkadang juga bekerja apabila ada orang yang ingin meminta jasanya, apabila tidak, beliau hanya berdiam diri di rumah. Beliau semasa mudanya suka memberi, apabila ada anak-anak kecil yang kelaparan beliau langsung

memberinya makan dan tidak memikirkan dirinya sendiri. Beliau sangat menyayangi anak-anak, karena saudara-saudara Nurul saat kecil juga diasuh oleh neneknya itu, karena juga ditinggalkan ibunya bekerja. Memang ibunya itu adalah pekerja keras, sebelum menikah dengan ayahnya Nurul pun beliau tidak memikirkan bahwa memiliki anak kecil, yang hanya ada dipikirannya adalah bekerja dan bekerja, apabila tidak maka siapa lagi yang akan memberinya makan. Namun dalam menerapkan prinsip manajemen keluarga seseorang yang menginginkan sesuatu bukan berarti harus bekerja keras tapi bekerja harus secara bijaksana. Dalam kata lain bijaksana maksudnya adalah orang itu harus memiliki waktu untuk hal-hal yang seharusnya dilakukan.  Saat Nurul berumur dua tahun ia ikut ibunya yang bekerja menjadi buruh cuci di rumah kakak kandung dari ibunya itu. Namun perekonomian keluarganya tetap saja seperti itu, hanya cukup untuk makan saja.

2.2    Masalah Sosial yang Dihadapi Keluarga Nurul Khoiriyah
Nurul merupakan anak bungsu, ketiga saudaranya sudah menikah dan memiliki anak. Hanya ia dan kakaknya yang keempat tidak menikah. Kakak yang keempat ini tidak normal, sebab tingkah lakunya seperti anak kecil dan sampai kinipun dia tidak bekerja, padahal ia kelahiran tahun 1984. Saat ditanyakan kepada orang tua dari Nurul mengapa hal ini terjadi, beliau hanya menjawab bahwa kakaknya ini sewaktu kecil sangatlah nakal sehingga banyak tetangga yang membencinya dan lantas sering dipukul. Namun pendapat dari sumber lain mengatakan bahwa ada masalah lain yang dahulu telah menimpa keluarga tersebut, sehingga para orang-orang terdekatnya enggan untuk menyukainya. Ternyata ada suatu balas dendam yang dilakukan oleh para orang-orang terdekat seperti halnya tetangga, saudara dari ibu Nurul maupun orang lain. Dalam hal ini diketahui bahwa Nurul merupakan anak pertama dari pernikahan ibu dan ayahnya, dalam hal ini keempat saudaranya merupakan saudara tirinya. Dua kakaknya adalah anak dari ibunya dan dua kakak lainnya adalah anak dari ayahnya. Dapat disimpulkan bahwa ayah dan ibu Nurul menikah lebih dari satu kali.
Penyebab para orang-orang terdekat membencinya adalah masa lalu dari ibunya yang suram, namun tidak diketahui pasti masalah masa lalunya seperti apa yang hanya diketahui bahwa masalah itu muncul saat ibu nurul memiliki anak yang keempat ini. Penulis tidak berani menanyai kepada orang lain karena mungkin masalah ini sangat ditutupi oleh para keluarga Nurul sebab mereka malu untuk membukanya. Karena masa lalu inilah yang akhirnya para anak-anaknya yang mendapatkan imbasnya. Lain halnya saat Nurul masih berumur dua tahun dan ikut ibunya bekerja, ia sering disiksa oleh budenya tanpa sepengetahuan ibunya. Namun, ia tidak pernah mengadu, hingga suatu hari ibunya melihat sendiri bahwa saat nurul bermain didekat got ia didorong oleh budenya hingga jatuh, tidak hanya itu ia pernah dikunci di dalam kamar seharian, hal tersebut yang menyebabkan ibunya berhenti bekerja di sana karena merasa kasihan dan batinnya menangis melihat anaknya diperlakukan demikian kejamnya.
Apalagi saat neneknya meninggal saat ia berumur delapan tahun, sehingga tidak ada lagi yang memberinya saku setiap harinya. Ia harus bekerja saat itu, di umurnya yang masih belia, ia bekerja di rumah adik kandung ibunya. Ia menyapu dan membersihkan rumah tantenya itu, ia diberi upah 1000 per harinya untuk sakunya setiap hari. Saudara-saudara dari ibunya memang memiliki ekonomi yang serba berkecukupan dan dianggap mampu. Saat ia mulai lulus Sekolah Dasar kemudian ia akan melanjutkan ke SMP, namun hal ini tidak dianggap mudah, karena sekolah yang akan ditempuhnya merupakan sekolah favorit di desanya. Saat berita tersebut sampai di telinga para tetangganya, banyak yang tidak setuju dan lantas menghinanya sebab ia merupakan anak dari orang miskin yang tidak patut masuk sekolah favorit. Ada sebagian dari tetangganya yang mencela fisiknya, dan beranggapan bahwa sekolah tersebut hanya untuk golongan yang berada saja dan apabila ia diterima di sekolah tersebut maka yang dilakukan orang tuanya adalah mengutang kesana kemari, dan hal itu akan merugikan para tetangganya. Paling parahnya lagi yaitu kakaknya yang pertama dan kedua menentang keinginannya untuk melanjutkan sekolah karena kakaknya beranggapan bahwa ia akan menyengsarakan orang tuanya dan takkan menjadi orang yang berhasil. Selain itu, kakaknya sudah mencarikan calon suami untuknya. Namun kedua orang tuanya menolak rencana itu. Hal ini yang mengakibatkan kakak kedua tidak bertegur sapa lagi dan saling bermusuhan. Seharusnya rasa tidak setuju itu hanya dikatakan dalam pendapat yang tidak mengakibatkan konflik destruktif yaitu perdebatan yang berlebihan. Tuhan berkata lain, akhirnya Ia diterima di sekolah yang diinginkannya, dan memang benar bahwa orang tuanya utang kesana kemari namun kepada saudara dari ayahnya untuk membiayai sekolahnya. Ia tetap bekerja di rumah tantenya dan mendapat upah 2000 per harinya.
Masalah selanjutnya adalah ketika ia menempuh pendidikan di SMA, sapi satu-satunya miliknya dicuri oleh maling dan hal itu membuat para keluarganya sibuk mencarinya di pagi hari, dan bersamaan dengan itu pula buku SMP dan sebagian buku SMA milik Nurul dibakar tanpa diketahui siapa pelakunya. Saat hal ini dilaporkan kepada bapak RT, malah pak RT sendiri tidak peduli dan tidak mempercayainya. Hanya mengatakan sabar saja kepada keluarganya. Betapa sedih rasanya hati para keluarganya pada saat itu karena tidak ada satupun orang yang percaya akan peristiwa itu, mereka menganggap hanya khayalan saja ini untuk membuat para tetangganya merasa kasihan kepadanya. Bersamaan dengan itu pula Nurul diberhentikan bekerja di rumah tantenya karena dituduh mencuri HP milik adik sepupunya.
Hal ini yang menyebabkan ia harus membantu ibunya bekerja sebagai buruh cuci, masalah tersebut bukan sebuah halangan untuknya menggapai masa depan. Ia terus berusaha, dan selalu yakin bahwa tuhan akan membalasnya suatu hari nanti. Ia memang seorang anak yang rajin dan pandai di sekolahnya. Sementara itu masalah dalam keluarganya tetap ada hingga lulus SMA. Hingga pada akhirnya ia ingin melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi dan hasilnya adalah ia diterima pula di Perguruan Tinggi Negeri di luar kota tanpa mengeluarkan biaya, pemerintah yang membiayai dirinya di Perguruan Tinggi tersebut. Suatu keputusan penting karena memang harus sesuai dengan kata hati dan nilai-nilai kita, dan bukan karena dorongan orang lain. Hidup menurut kata hati berarti kita mempercayai insting diri sendiri lebih daripada tekanan atau tuntutan masyarakat, teman-teman, tetangga dal lain sebagainya.
Ia memiliki keinginan untuk membalas segala jasa yang telah orang tuanya berikan dan melupakan segala hal menimpa keluarganya di masa lalu serta ia ingin membuktikan kepada para orang yang membencinya itu bahwa semua omongan jelek tentang dirinya itu adalah salah, ia ingin menjadi orang yang terbaik untuk kedua orang tuanya.
Selain itu terdapat suatu pendapat dalam menghadapi tetangga yaitu pendapat dari (Carlson 1999:163) berpendapat bahwa meskipun kita sebagai manusia menganggap hal yang kita lakukan itu benar kemudian kita ditentang oleh tetangga yang tidak menyukai. Meskipun hal itu terjadi demikian, sebaliknya kita sebagai tetangganya tidak merasa menjadi tetangga yang sempurna sehingga menganggap tetangga lain adalah orang yang sulit. Cobalah menghargai perspektif yang ada pada mereka. Hal ini bukan berarti membiarkan tetangga tersebut menginjak-injak kita, akan tetapi bahwa kita dapat belajar berurusan dengan tetangga tanpa bersikap defensif, terganggu atau marah. Jika tingkah laku kita dalam bertetangga mendukung asumsi-asumsi mereka, mereka akan menjadi semakin sulit. Cara lain yang dapat kita lakukan adalah berusaha memfokuskan diri tidak hanya pada kebiasaan mereka yang menjengkelkan tetapi pada sesuatu yang mereka lakukan dengan baik.

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
              Berdasarkan hasil pembahasan di bab II maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1.      Nurul khoiriyah merupakan anak kelima dari lima bersaudara. Ayahnya adalah seorang buruh tani yang memiliki penghasilan pas pasan untuk menghidupi keluarganya. Ibunya bekerja di sawah dan kemudian menjadi buruh cuci, hal ini yang menyebabkan Nurul tidak mendapatkan kasih sayang dari orang tuanya sejak masih kecil. Ia diasuh oleh neneknya hingga berumur delapan tahun dan akhirnya neneknya meninggal.
2.      Masalah sosial yang dihadapi oleh keluarga Nurul khoiriyah yaitu dimulai dari kakaknya yang keempat tidak normal pemikirannya karena sering dipukul oleh para tetangganya sewaktu ia masih kecil hal yang menyebabkan adalah masa lalu ibunya yang mengakibatkan semua orang membencinya. Nurul saat masih dibangku SD sampai bangku SMA ia harus bekerja menjadi tukang sapu dirumah tantenya. Saat ia ingin melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi, ia dihalang-halangi oleh para tetangga dan orang-orang terdekat, namun keinginannya selalu tercapai karena usahanya dan sampai sekarang ia diterima di Perguruan Tinggi Negeri.

2.3    Saran
Dari masalah yang telah dipaparkan di atas maka penulis ingin memberikan saran kepada pembaa bahwa:
1.      Tidak ada orang yang menginginkan hidup sengsara, maka bersyukurlah atas segala kenikmatan yang telah tuhan berikan
2.      Jangan pernah berputus asa untuk mencapai keinginan yang baik
3.      Selalu berusaha dan berdoa

4.      Bersikaplah sabar serta tawakal kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala masalah yang menimpa kita
5.      Ingatlah bahwa tuhan tidak akan memberikan masalah di luar kemampuan kita
6.      Jangan pernah mendengarkan omongan jelek tentang kita, sekalipun itu dari orang terdekat, anggap itu hanya gurauan semata.
7.      Masalah keluarga bukanlah halangan untuk selalu berprestasi

DAFTAR RUJUKAN

Narasumber

1.      Nama               : Sumiyati
Umur               : 43 tahun
Pekerjaan         :Wiraswasta
            Alamat            : Kampung Barat, Desa Asembagus, Kecamatan Asembagus Kabupaten   Situbondo 

2.      Nama               : Nurul Khoiriyah
Umur               : 19 Tahun
Status              : Mahasiswa
Alamat             : Kampung Barat, Desa Asembagus, Kecamatan Asembagus Kabupaten   Situbondo 

3.       Nama              : Atnawiya
Umur               : 54 tahun
Pekerjaan         : Wiraswasta
Alamat            : Kampung Barat, Desa Asembagus, Kecamatan Asembagus Kabupaten   Situbondo
Status              : Saudara sepupu dari Sumiyati

Buku

Carlson, R. 1999. Don’t Sweat the Small Stuft with Your Family. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Kartodirdjo, S. 1993. Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah. Jakarta: PT Gramedia PustakaUtama

Peel, K. 1998. Manajer Keluarga. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia

Wahlroos, S. 1988. Komunikasi Keluarga. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia




LAMPIRAN

Foto bersama ibu Sumiyati, ibu dari Nurul Khoiriyah




Foto bersama narasumber dua, yaitu Nurul Khoiriyah

                                                                  





Tidak ada komentar:

Posting Komentar