SEJARAH KEHIDUPAN ALMARHUM BAPAK SAID
MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Pengantar
Ilmu Sejarah
yang dibina oleh Ibu
Indah Wahyu Puji Utami,
S.pd., S.Hum., M.pd
oleh
Fensis Afifatul Hidayah
130731616735
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN SEJARAH
Desember 2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Pengantar Ilmu Sejarah berupa makalah
yang berjudul “Sejarah Kehidupan Almarhum Bapak Said”.
Dalam
penulisan makalah ini, penulis menyadari masih terdapat kekurangan. Namun
berkat bimbingan dari berbagai pihak, makalah ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya. Karena itulah penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang
telah membantu dalam penulisan makalah ini. Tak lupa ucapan terimakasih kepada
para pembaca yang menyempatkan waktunya untuk membaca makalah ini. Kritik dan
saran sangat penulis harapkan untuk menyempurnakan makalah yang masih jauh dari
kesempurnaan ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Malang, Desember 2013
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................... i
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang................................................................................... 1
1.2
Rumusan Masalah.............................................................................. 1
1.3
Tujuan................................................................................................. 1
1.4
Metode............................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Silsilah Keluarga Bapak Said.............................................................. 3
2.2 Sejarah kehidupan Bapak Said............................................................ 4
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.......................................................................................... 7
3.2 Saran.................................................................................................... 7
DAFTAR RUJUKAN.......................................................................................... 8
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang
terdiri dari seorang kepala keluarga dan anggota keluarga lain yang saling
terkait. Tiap anggota keluarga saling ketergantungan satu sama lain dan saling
membantu dalam melaksanakan berbagai tugas dalam rumah tangga. Selain itu,
keluargalah tempat kita kembali dan mau menerima bagaimanapun keadaan kita.
Tempat kita berbagi kisah, keluh kesah, canda dan tawa. Keluarga merupakan
tempat seorang anak mendapatkan pendidikan pertama dan berpengaruh kuat dalam
pembentukan kepribadiannya. Didikan seperti apa yang diperoleh seorang anak,
akan mempengaruhi bagaimana kehidupannya kelak.
Demikian pula dengan Bapak Said. Didikan tegas membuatnya
menjadi sosok yang keras dan bijaksana dalam keluarga. Namun tak selamanya
sebuah keluarga dapat hidup dengan damai, berbagai masalah turut mewarnai
kehidupannya. Sebagai manusia, beliau tak selalu baik dan sempurna. Oleh karena
itu, penulis tertarik untuk membuat makalah ini dengan topik kehidupan Bapak
Said.
1.2
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana
silsilah keluarga Bapak Said?
2.
Bagaimana
kehidupan Bapak Said dan pengaruhnya terhadap keluarga?
1.3
Tujuan
1.
Untuk
menjelaskan silsilah keluarga Bapak Said.
2.
Untuk
mengetahui kehidupan Bapak Said dan pengaruhnya terhadap keluarga.
1.4
Metode
Penelitian sejarah dapat dijelaskan dalam beberapa
langkah, yaitu heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi.
1.4.1
Pemilihan Topik
Almarhum Bapak Said merupakan sosok yang disegani dalam keluarga.
Tumbuh dalam keluarga dengan didikan keras membuatnya begitu kaku namun tetap
penyayang. Oleh karena itulah penulis ingin mengulas kehidupan beliau dan
pengaruhnya yang sangat kentara dalam keluarga.
1.4.2
Heuristik
Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah wawancara
dengan putri dari almarhum Bapak Said yang bernama Masnunah.
1.4.3
Kritik
Cara yang dilakukan Bapak Said dalam mendidik anak
terlalu keras. Beliau langsung menghukum tindakan anak-anaknya yang dirasa
tidak sesuai dengan norma tanpa menjelaskan kesalahan seperti apa yang telah
mereka lakukan. Tindakan Bapak Said yang ringan tangan membuat beliau tidak
terlalu dekat dengan anak-anaknya. Hal ini berdampak tidak baik karena dengan
begitu anak-anaknya menerapkan hal yang sama pada keturunan yang selanjutnya.
Pemikiran anak-anak Bapak Said cenderung kolot dalam menghadapi dan mendidik
putra-putrinya.
1.4.4
Interpretasi
Menurut hasil wawancara, dapat saya simpulkan bahwa Bapak
Said merupakan sosok yang keras, tegas, bijaksana, namun sifat penyayang juga
melekat pada beliau. Meskipun pemikirannya masih kolot, beliau sangat mendukung
hal-hal yang menyangkut pendidikan.
1.4.5
Historiografi
Makalah ini dimulai dari bab I yang memuat latar belakang
penulisan, rumusan masalah, tujuan, dan metode yang digunakan dalam penelitian
sejarah. Selanjutnya, bab II berisi penjelasan dari rumusan masalah yang
diangkat penulis dan merupakan inti dari makalah ini. Bagian akhir dari makalah
ini adalah kesimpulan dan saran yang terdapat pada bab III.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Silsilah Keluarga Bapak Said
Keluarga besar Bapak Said bertempat tinggal di daerah
Tanah Merah, Madura. Kakeknya bernama KH. Nawawi, sedangkan neneknya bernama
Ny. Maimunah. Pasangan ini melahirkan putri yang diberi nama Hamidah. Oleh
orang tuanya, Hamidah dijodohkan dengan Dumyati. Hamidah dan suaminya
dikaruniai dua orang anak, seorang perempuan bernama Maswayah dan seorang putra
yaitu Bapak Said sendiri.
Pernikahan Hamidah tidak bertahan lama. Ia bercerai
dengan suaminya dan membawa Said kecil bersamanya pindah ke Malang. Hamidah
merintis sebuah pondok pesantren yang diberi nama Mamba’ul Ulum di desa
Banjarejo, kecamatan Pagelaran, kabupaten Malang sekarang. Sementara itu, kakak
perempuan Said, Maswayah, ikut bersama ayahnya tetap tinggal di Madura.
Pada tahun 1919
Hamidah menikah untuk kedua kalinya dengan seorang laki-laki bernama Fadli.
Namun sayangnya pada pernikahan ini, mereka tidak dikaruniai keturunan. Di
Madura, ternyata ayah kandung bapak Said juga menikah lagi dan dikaruniai beberapa
orang puteri.
Setelah dewasa,
bapak Said menikah dengan seorang perempuan yang bernama Supiyah dan dikaruniai
dua orang anak. Anak pertama berjenis kelamin
laki- laki dengan
nama Darwis, sedangkan anak ke dua seorang perempuan yang diberi nama Masnunah.
2.2
Sejarah Kehidupan Bapak Said
Di usia yang
terbilang anak-anak, Said sudah merasakan pahitnya perceraian orang tua dan
memulai kehidupan baru di tempat yang baru pula. Bagi sebagian orang,
perceraian orang tua bukanlah hal yang mudah untuk dihadapi. Ditambah lagi ia
harus beradaptasi dengan lingkungan baru yang belum pernah ia kenal sebelumnya.
Semasa hidupnya,
bapak Said turut andil dalam melawan penjajahan Belanda. Beliau dan
rekan-rekannya pernah menggagalkan usaha prajurit Belanda ketika hendak menyeberangi
Sungai Brantas untuk memulai penyerangan.
Ketika ayah kandung
Bapak Said meninggal dunia, sebagai anak laki-laki beliau diminta pulang ke
Madura untuk mengurus pemakaman dan warisan. Namun begitu sampai di rumah
ayahnya, beliau malah ditangkap oleh prajurit Belanda dan ditahan di penjara.
Ternyata, ini merupakan intrik dari saudara tiri bapak Said yang memfitnahnya.
Sebelum bapak Said sampai di Madura, salah satu saudara tirinya telah melaporkan beliau kepada prajurit Belanda
bahwa bapak Said adalah pemberontak. Hal ini tentu saja memicu kemarahan
prajurit Belanda dan mereka langsung meringkus bapak Said begitu tiba di
kediaman almarhum ayah kandungnya. Beruntung bapak Said masih bisa kabur dan
melarikan diri ke rumah salah seorang kerabatnya. Beliau menempuh perjalanan
yang tidak mudah mengingat pada masa itu masih banyak hutan yang tumbuh subur
di sepanjang jalan. Setelah tiba di rumah kerabatnya, Bapak Said segera
disembunyikan di lumbung padi untuk menghindari prajurit Belanda yang
mencarinya. Berhari-hari bersembunyi di lumbung padi tanpa diketahui hingga
akhirnya beliau berhasil kembali ke Malang tanpa cacat.
Bapak Said menikah
dengan seorang wanita bernama Supiyah melalui perjodohan. Awalnya mereka
dikaruniai seorang putra yang kemudian diberi nama Darwis. Dua tahun
setelahnya, Ibu Supiyah melahirkan seorang bayi perempuan dan diberi nama
Masnunah. Beberapa bulan setelah melahirkan, Ibu Supiyah mendengar kabar yang
menyatakan bahwa suaminya menikah lagi. Karena tidak tahan, Ibu Supiyah kembali
ke rumah orangtuanya dengan membawa serta bayinya. Singkat cerita, akhirnya
mereka resmi bercerai.
Ketika Masnunah
masih balita, bapak Said mengambil alih hak asuh putrinya tersebut dan
membawanya untuk tinggal bersama-sama dengan istri barunya. Darwis dan Masnunah
tumbuh dengan didikan yang keras dari orangtua mereka. Meski kakak-beradik,
mereka berdua tak pernah akur jika dibelakang orang tua. Sang kakak selalu
menjahili adiknya hingga tak jarang Masnunah dihukum oleh ayahnya. Hukuman yang
diberikan tidak tanggung-tanggung, Bapak Said menggunakan rotan untuk
memukulnya. Pada saat itu, hukuman yang demikian masih sering dijumpai dan
merupakan hal yang biasa dalam mendidik anak menggunakan kekerasan.
Ketika Masnunah
menginjak usia tujuhbelas tahun, Bapak Said menjodohkannya dengan seorang
laki-laki bernama Sirajuddin yang ternyata masih saudara jauhnya. Meski mereka
tidak saling kenal satu sama lain, Masnunah tetap menyetujui perjodohan itu
karena takut menjadi anak yang durhaka.
Meski sudah
sama-sama dewasa, kedua anak Bapak Said masih saja tidak rukun. Sang kakak
selalu iri pada adiknya yang bisa hidup lebih mandiri karena didikan yang lebih
keras dari ayahnya. Oleh karena itu, beliau segera memisahkan tempat tinggal
kedua anaknya setelah mereka menikah. Bapak Said memberikan rumahnya sendiri
untuk anaknya yang pertama, sedangkan Masnunah lebih memilih membangun rumah
baru. Ketika Masnunah sedang membangun rumahnya sendiri, diam-diam bapak Said
turut membiayai tanpa sepengetahuan anaknya yang pertama. Karena meski beliau
selalu menuruti permintaan anaknya yang pertama, beliau juga sangat menyayangi
Masnunah dengan cara yang berbeda.
Jika melihat
bagaimana bapak Said mendidik putra-putrinya, mungkin pada awalnya orang-orang
beranggapan bahwa beliau berlaku tidak adil pada kedua anaknya. Sang kakak
lebih diperhatikan, sementara adiknya akan langsung dihukum jika melakukan
kesalahan meski ia tak menyadarinya. Tapi itulah cara tersendiri bagi bapak
Said. Kasar diluar, tapi hatinya begitu penyayang. Beliau berlaku tegas pada
Masnunah karena ia adalah anak perempuan. Jika sudah menikah, maka ia akan ikut
ke manapun sang suami membawanya. Karena itulah bapak Said ingin Masnunah dapat
mengurus rumah tangganya dengan baik.
Ketika cucu-cucu
bapak Said beranjak dewasa, beliau mendorong mereka untuk menempuh pendidikan
hingga tingkat tinggi. Bahkan beliau tidak segan untuk memenuhi segala
kebutuhan mereka yang menyangkut pendidikan. Tak peduli berapapun biayanya
karena pada waktu itu bapak Said termasuk orang terpandang di daerahnya.
Bapak Said
meninggal sekitar tahun 90-an karena kecelakaan ketika ia sedang mengendarai
sepeda motor. Bapak Said mendapat luka dalam yang parah sehingga membuat beliau
meninggal di tempat kejadian.
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Bapak Said lahir
dari pasangan Hamidah-Dumyati. Namun orang tuanya bercerai ketika beliau masih
anak-anak. Kemudian ibunya membawa bapak Said pindah ke Malang dan memulai
hidup baru hingga beliau berumah tangga dan memiliki dua orang anak. Ajang
perjodohan dalam keluarga bapak Said merupakan hal yang sudah menjadi tradisi
meskipun keputusan tetap berada di tangan yang bersangkutan.
3.2
Saran
Kehidupan yang
dijalani seseorang tidaklah sama. Mereka memiliki cara tersendiri dalam
mengurus rumah tangganya. Tiap orang juga memiliki kepribadian yang berbeda.
Keluarga sangat mempengaruhi pembentukan kepribadian. Oleh karena itu, cara
mendidik anak harus sangat diperhatikan agar dapat mengurangi sikap-sikap yang
tak pantas.
DAFTAR RUJUKAN
Narasumber :
Nama :
Masnunah
Tempat, tanggal lahir :
Malang, 1 Januari 1955
Pekerjaan :
Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jl. KH. Hasyim
Asy’ari RT/RW 034/011 Desa Banjarejo Kecamatan Pagelaran Kabupaten Malang
Buku :
Hariyono. 1995. Mempelajari
Sejarah Secara Efektif. Malang: Pustaka Jaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar