Selasa, 10 Desember 2013

Dwi Lidiawati




HISTORIOGRAFI KELUARGA
SEJARAH  KISAH CINTA BEDA USIA (LEBIH TUA WANITA)

MAKALAH
Untuk memenuhi tugas matakuliah
Pengantar ilmu Sejarah
Yang dibina oleh Prof. Dr. Hariyono, M.Pd/ Indah W.P. Utami, S.Pd., S.Hum.,M.Pd




Oleh
                                           Dwi Lidiawati                   (130731615709)
                                          












UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH
Desember 2013


UCAPAN TERIMAKASIH
            Puja dan puji syukur kehadirat Allah swt, yang telah memberikan rahmat dan karunianNya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan historiografi keluarga yang berjudul “Sejarah Kisah Cinta Beda Usia (Lebih Tua Wanita)” ini. Dalam historiografi ini, penulis mengangkat masalah yang sangat tabu di dalam masyarakat patriatik yang meganggap laki-laki harus lebih dalam hal apapun dibandingkan wanita.
Ucapan terima kasih selanjutnya, penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu Indah W.P. Utami, S.Pd., S.Hum.,M.Pd  selaku dosen yang telah membimbing matakuliah Pengantar Ilmu Sejarah. Kemudian kepada semua pihak yang membimbing dan memberikanan pengarahan selama penulisan historiografi ini.
Akhirnya penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam historiografi ini, maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

                                                                         Malang, 2 Desember  2013
                                                                                            Penulis







DAFTAR ISI
UCAPAN TERIMAKASIH.......................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1     Latar Belakang.................................................................................................1
1.2     Rumusan Masalah............................................................................................2
1.3     Tujuan..............................................................................................................2
1.4     Metode ............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sejarah keluarga bapak Subekan dan ibu Yarmini.............................................. 4
2.2 sejarah bertemunya bapak Subekan dan ibu Yarmini......................................... 5
2.3 Sejarah awal pernikahan bapak Subekan  dan ibu Yarmini................................ 7
2.4 alasan bapak Subekan dan ibu Yarmini tetap langgeng...................................... 7

BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan......................................................................................................... .9
3.2 Saran................................................................................................................... 10

DAFTAR RUJUKAN                                                                                                     11
LAMPIRAN                                                                                                                    12


                                                        


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Keluarga berasal dari bahasa Sansekerta yaitu “kulawarga”,”ras” dan “warga” yang berarti anggota dan dapat diartikan lebih jelasnya adalah lingkungan yang terdapat beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah. Di dalam sebuah keluarga tiap anggota memiliki hubungan antar individu, terdapat ikatan, kewajiban dan hak serta tangung jawab di antara individu. Menuru Salvicion dan Celis (1998) menyatakan bahwa “ di dalam keluarga terdapat dua atau lebih pribadi yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perawinan atau pengangkatan, di hidupnya dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalamnya memiliki peran masing-masing serta mempertahankan suatu kebudayaan”. Pengertian keluarga menurut penulis adalah keluarga begitu berharga karena keluarga adlah pembentuk dasar kepribadian seseorang yang pertama kali, sebagai agen yang besar dalam setiap anggota keluarga di dalamnya. Jadi peran keluarga sangat besar mmengalahkan apapun, walaupun unit terkecil dalam maasyarakat namn fungsi keluarga sangat besar dalam pengabdian di kehidupan bermasyarakat.
Keluargalah yang mendidik kita menerapkan dan mengajari norma serta nilai yang baik untuk diri kita, menunjukan mana yang baik dan mana yang  tidak baik. Yang kedua masing-masing anggota keluarga memiliki hak dan kewajiiban, misal: seorang ibu atau ayah berkewajiban menjaga dan melindungi anaknya serta anggota keluarga keluarga yang lain, serta memiliki hak untuk di hargai dan di hhormati oleh semua anggota keluarga.
            Setiap keluarga pasti memiliki sejarah, dan cerita kehidupan di dalam keluarga tersebut. Sejarah bukan hanya untuk di kenang, dan kita tertawa atau menangis di kala mengingatnya. Namun sejarah dapat digunakan sebagai pengalaman dan melakukan perbaikan di  masa sekarang dan di masa di depan. Maka dari itu penulis mengangkat topik perjalanan cinta orang tua penulis, yaitu bapak Subekan dan ibu Yarmini yang mengalami banyak masalah karena perbedaan umur yang terbaut jauh lebih tua dari ibu penulis.


Banyak penelitian yang telah di lakukan mengenai topik yang saya angkat yaitu cinta antara wanita yang terpaut lebih tua dari sang pria, seperti data yang di dapat oleh BBC, 30% di Eropa dari hubungan yang ada wanita jauh lebih tua dari sang pria. Penelitian oleh Didiet dari Universitas Indonesia, dan penelitian yang di lakukan oleh seorang psikolog dari Universitas Tarumanegara Jakarta, yang akan di bahas di dalam bab II.

1.2  Rumusan Masalah
1.      Bagaimana  latarbelakang dari bapak Subekan dan Ibu Yarmini?
2.      Bagaimana sejarah bertemunya bapak Subekan dan ibu Yarmini?
3.      Bagaimana sejarah awal pernikahan bapak Subekan dan ibu Yarmini?
4.      Apa penyebab dari  cinta bapak dan ibu Yarmini sehingga bisa langgeng?

1.3  Tujuan
1.Mengetahui latarbelakang dari bapak Subekan dan Ibu Yarmini
2. Mengetahui sejarah cinta bapak dan ibu Yarmini
3. mengetahui sejarah awal pernikahan bapak Subekan dan ibu Yarmini.
3. mengetahui dan menganalisis hal-hal yang menyebabkan cinta bapak Subekan dan ibu Yarmini bisa langgeng sampai saat ini.

1.4 Metode
            Metode yang digunakkan adalah metode sejarah yaitu: heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi (Hariyono 1995:109-112)
1.4.1 Pemilihan Topik
Penulis memilih topik yang berjudul sejarah perjalanan cinta bapak Subekan dan ibu Yarmini di karenakan penulis ingin menceritakan sejarah perjalanan cinta yang telah di alami oleh bapak Subekan dan ibu Yarmini. Sehingga menimbulkan dampak positif di masa yang akan datang bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
1.4.2 Kritik atau Verifikasi
Penulis mengumpulkan data-data dari wawancara dengan bapak Subekan dan ibu Yarmini dan mengumpulkan data dari internet agar dapat dibandingkan dari hasil wawancara.

a.       Kritik eksternal
Dari sumber primer yaitu ibu Yarmini dan bapak Subekan. Di ketahui Bahwa mereka pernah mengalami kehidupan yang sulit karena banyak perbedaan yang jauh di antara mereka berdua. Perbedaan dalam hal usia, pekerjaan, pemikiran serta sudut pandang di dalam kehidupan

b.      Kritik internal
Dari wawancara yang di lakukan oleh penulis, memang dapat diketahui bahwa percintaan yang beda usia lebih tua yang wanita itu sangat aneh dan di anggap tidak wajar di kalangan masyarakat. Dan dapat di ketahui pula bawasanya lelaki yang menyukai wanita yang lebih tua itu karena faktor kemandirian.

1.4.3Interpretasi
Menurut penulis cinta yang dialami oleh bapak Subekan dan ibu Yarmini sangat sering terjadi dikalangan masyarakat, namun masih di anggap hal yang aneh dan tidak wajar bagi sebagian besar masyarakat yang  patriakris (menempatkan laki-laki sebagai penguasa tunggal dan sebagai sentral segala-galanya)

1.4.4  historiografi
Pada bab I penulis menjelaskan cara mencari informasi dengan cara mengumpulkan wawancara dan mengumpulkan data dari internet yang dapat memperkuat suatu peristiwa yang telah terjadi. Sedang di bab II penulis menjelaskan isi dari sejarah cinta dari bapak Subekan dan ibu Yarmini.





BAB II
PEMBAHASAN

1.    Sejarah keluarga dari bapak Subekan dan ibu Yarmini
Bapak Subekan lahir di Tuban pada tanggal 16 April 1972 dari pasangan bapak Pakih dan ibu Sarminah beliau adalah anak terakhir dari tujuh bersaudara, terdiri dari Sucipto, Samiati, Sriati,  Sudarni, Saringati, Siti Mustijah, dan bapak Subekan. Keluarga bapak Subekan termasuk keluarga yang besar. Bapak Subekan di tinggal meninggal oleh ayahnya di saat beliau masih berusia sepuluh tahun.
Sedangkan ibu Yarmini lahir di Tuban pada tanggal 27 Agustus 1966 dari pasangan bapak Sarnaji dan ibu Sukarmi. Ibu Yarmini adalah anak terakhir dari tiga bersaudara. Terdiri dari Tambit, Molyati dan ibu Yarmini. Sebenarnya saudara ibu yarmini tidak hanya tiga namun lima, dua saudara lainnya meninggal karena sakit. Tidak di ketahui saudara beliau ini sakit apa, karena pada zaman dahulu penyakit di anggap biasa, semuanya hanya di anggap sakit meriang sehingga sampai meninggal dan tidak di ketahui meninggal karena sakit apa, karena kurangnya perhatian pada zaman dahulu tentang bahaya penyakit.
Setelah lulus SD (sekolah dasar) ibu Yarmini berkeinginan untuk melanjutkan sekolah. Karena anggapan orang tua beliau yang masih memiliki pemikiran kuno yaitu bahwa anak perempuan itu tidak sepantasnya sekolah tinggi-tinggi, ibu beliau beranggapan pada dasarnya atau pada kodratnya tugas seorang wanita hanyalah  “masak, macak, manak”. karena pemikiran itulah, kemudian beliau di jodohkan oleh ibu Sukarmi dengan seorang laki-laki yang sama sekali tidak beliau kenal sebelumnya, laki-laki  tersebut bernama bapak Sudarman. Alasan ibu sukarmi menjodohkan dengan bapak Sudarman adalah karena bapak Sudarman itu adalah sosok laki-laki yang bertanggung jawab dan rajin bekerja, menurut ibu Sukarmi calon suami yang ideal zaman dahulu adalah laki-laki yang rajin bekerja, alasannya pasti orang yang rajin bekerja akan mampu membahagiakan keluarga. Namun anggapan seperti itu bukan hanya di anut oleh ibu Sukarmi, anggapan seperti itu di anut oleh semua orang zaman dahulu, bahkan di Desa Sidoharjo, kecamatan Senori Kabupaten Tuban hingga sekarang masih menggunakan pedoman itu jika ingin mencari calon menantu. Hanya sedikit sekali masyarakat yang mencari menantu berdasarkan agama atau jabatan.


Ibu yarmini tidak dapat melakukan apa-apa kecuali pasrah dengan perjodohan itu, kemudian dari pernikahan beliau dengan bapak Sudarman di karuniai dua anak. Kenapa menikah yang tidak di dasari dengan cinta dapat menghasilkan dua anak? Dari wawancara saya dengan ibu yarmini, beliau mengatakan bahwa setiap malam kamar ibu Yarmini ditunggu oleh satpam agar beliau tidak dapat keluar dari kamar, dan satpam tersebut adalah ibunya sendiri yaitu ibu Sukarmi. Dua anak tersebut adalah Susiamah dan Didik Wahyudi, setelah sekian lama menikah dengan bapak Sudarman. Lama-kelaman rasa cinta ibu Yarmini tumbuh terhadap bapak Sudarman. Rasa cinta itu muncul bukan tanpa alasan, rasa cinta itu muncul karena bapak Sudarman adalah laki-laki yang mandiri, beliau tidak pernah membangunkan istrinya ketika beliau ingin minum kopi atau makan pagi, beliau tidak pernah mengeluh meski rasa pegal datang karena seharian penuh bekerja di sawah, beliau selalu memuliakan dan tidak pernah menyusahkan istrinya.
Ketika ibu Yarmini mulai mencintai suaminya. Bapak Sudarman di panggil oleh Allah SWT, beliau meninggal karena sakit parah. Dua anak hasil pernikahan ibu Yarmini dan bapak Sudarman masih kecil. Susiamah pada waktu itu masih berusia 11 tahun dan Didik Wahyudi berusia 7 tahun.

2.    Sejarah Bertemunya ibu Yarmini dan bapak Subekan
Setelah ibu Yarmini di tinggal oleh suami, beliau menjadi single parent untuk kedua anaknya yang masih  membutuhkan banyak perhatian dan banyak biaya. Kemudian beliau bekarja keras dan menjadi tulang punggung keluarga. Beliau menggembala kambing, mengambil rumput untuk makan kambingnya, mengambil kayu bakar di hutan adalah segelintir pekerjaan sehari-hari yang di lakukan oleh ibu Yarmini. Dan pada saat itulah beliau bertemu dengan bapak Subekan. Mereka bertemu ketika menggembala kambing bersama, mengambil kayu di hutan, terjadi hubungan kerja yaitu bapak Subekan bertugas memanjat pohon untuk mengambil kayu dan ibu Yarmini menunggu di bawah pohon untuk mengambil kayu kecil-kecil yang diturunkan oleh bapak Subekan. Di sinilah timbul rasa cinta di antara mereka. Pada tahun 1993 bapak subekan dan ibu yarmini saling menyayangi. Pada waktu itu ibu yarmini berusia 24 tahun dan bapak subekan berusia 18 tahun, usia bapak Subekan terpaut 6 tahun lebih muda dari ibu yarmini.
Pada waktu pertemuan ibu Yarmini dan bapak Subekan, Susiamah anak pertama ibu Yarmini berusia 12 tahun dan Didik Wahyudi berusia 8 tahun. Mereka belum paham tentang pernikahan ibu Yarmini dan bapak Subekan. Menurut pernyataan ibu Yarmini, walaupun Susiamah sudah berusia 12 tahun tetapi zaman dulu itu tidak seperti sekarang yang paham akan masalah-masalah puber atau masalah yang di alami oleh orang-orang dewasa, Susiamah sama sekali tidak mengerti tentang arti pernikahan itu, bawasanya dia akan memiliki ayah tiri.
Menurut pernyataan ibu Yarmini, alasan terbesar beliau menyukai bapak Subekan adalah karena pada waktu itu bapak Subekan adalah sosok lelaki yang masih muda dan dapat dikatakan tampan, jika dilihat dari kesiapan mental dan ekonomi bapak subekan jauh dari kata mapan, beliau masih belum bekerja, masih senang dengan dunia mudanya. Namun cinta telah membutakan hati ibu Yarmini akan risiko yang akan terjadi pada kehidupannya kelak. Sedangkan alasan bapak Subekan menyukai ibu Yarmini adalah beliau kasihan melihat seorang wanita yang telah memiliki dua orang anak hidup sendiri, membiayai keluarga, menjadi tulang punggung keluarga. kemudian alasan lainnya adalah karena beliau menganggap bahwa ibu Yarmini adalah perempuan yang mandiri, sudah mapan sehingga beliau tidak perlu mengabdikan diri kepada mertua. Jika dilihat dari penelitian terdahulu yang di lakukan oleh Didiet dari universitas Indonesia ( 29 tahun) menyatakan bahwa “alasan laki-laki senang dengan pasangan yang jauh lebih tua adalah karena mereka sudah tidak rewel, lebih mandiri, dan tidak tergantung oleh pasangannya”.
Maka ibu yarmini meminta kepada keluarganya untuk melamarkan bapak Subekan untuknya. Di sinilah budaya yang tidak biasa di lakukan oleh masyarakat desa Sidoharjo kecamatan Senori Kabupaten Tuban. Dalam setiap pernikahan. Pihak yang melamar bukan pihak lelaki seperti yang di lakukan pada umumnya, namun yang melamar adalah pihak wanita yang datang di rumah calon suami. Pihak keluarga ibu Yarmini sangat terkejut dan tidak percaya mendengar peryataan ibu Yarmini. Bahkan kakak pertama dari ibu Yarmini yaitu Tambit malah menganggap bahwa apa yang dikatakan ibu Yarmini hanya gurauan dan bukan merupakan keseriusan dalam suatu hubungan, beliau menganggap mana mungkin seorang perjaka mau menikah dengan wanita yang jauh lebih tua darinya, apalagi ibu Yarmini telah memiliki dua orang anak.
Sedangkan dalam pihak keluarga bapak Subekan, pada awalnya keluarga beliau juga kaget dan banyak yang merasa tidak senang dengan hal itu. Saudara bapak Subekan yang ketiga yaitu ibu Saringati sampai-sampai tidak mau datang diacara pernikahan adik kandungnya tersebut. Tapi pada akhirnya sebagian besar keluarga beliau setuju karena di yakinkan oleh bapak Subekan bahwa beliau benar-benar menyukai ibu Yarmini. Namun, pihak keluarga yang setuju itu tidak langsung senang dengan ibu Yarmini, pihak keluarga hanya berfikiran agar bapak Subekan merasa Senang, dan agar dapat menuruti keinginan bapak Subekan.

3.    Sejarah awal pernikahan ibu Yarmini dan bapak Subekan
Setelah semua pihak keluarga setuju, walaupun ada yang tidak setuju. Acara pernikahan berlangsung. Setelah menikah bapak Subekan selalu mendapat olok-olok’an dari masyarakat dan rekan-rakan beliau. Hal ini sering sekali kita jumpai dalam masyarakat sekitar. Seperti yang di ungkapkan oleh Roslina Verauli seorang psikolog dari Universitas Tarumanegara Jakarta bahwa “anggapan masyarakat tentang pasangan yang ideal adalah suami lebih tua dari istri, dalam masyarakat yang patriarkis (masyarakat yang menganggap pria sebagai penguasa tunggal, dan sebagai sentral dari segala-galanya), pria diharapkan serba lebih di bandingkan wanita: lebih kaya, lebih pintar, lebih sukses, dan lebih tua tentunya”. Kemudian hati bapak Subekan mulai tergoyah dengan perkataan-perkataan yang tidak enak untuk di dengar hingga akhirnya tidak sampai satu tahun mereka bercerai.
Ibu yarmini tetap tabah dengan perceraian tersebut, beliau memutuskan untuk pergi ke Jakarta untuk mencari uang untuk kehidupan keluarga dan anak-anaknya. Anak-anaknya di asuh oleh ibu beliau yaitu mbah Sukarmi. Hingga suatu saat ibu Yarmini pulang dan bertemu kembali dengan bapak Subekan. Dan menurut bapak Subekan pada waktu itu tumbuh benih-benih cinta yang pernah ada, dan cinta itu dinyatakan kepada ibu Yarmini, dan beliau berjanji tidak akan mengurusi ocehan orang-orang yang tidak penting. Pasangan ini kemudian rujuk dan hidup dengan bahagia tanpa mengurusi omongan orang lain.
4.    Alasan bapak Subekan dan ibu Yarmini tetap langgeng
 Namun bapak Subekan dalam hal peerjaan masih seperti dulu, beliau masih belum bekerja dan hal tersebut sering menjadi pertengakaran di dalam rumah tangga mereka. Hal seperti itu terjadi  hingga beliau memiliki seorang putri bernama Dwi Lidiawati. Dari buah cinta ini beliau mulai berfikir jauh ke depan, kedewasaan mulai ada, beliau rajin bekarja untuk menghidupi anak dan istrinya. Awal beliau bekerja adalah sebagai seorang kernet truk, walaupun hasilnya tidak seberapa beliau sangat senang dan ibu Yarmini juga sangat senang melihat perkembangan kedewasaan bapak Subekan, “hal itu berkat anak tercintaku Dwi idiawati” ujar bapak Subekan.
Hingga saat ini Dwi Lidiawati telah berusia 18 tahun, rumah tangga beliau masih langgeng dan bahagia meski kadang ada masalah yang mengganggu, namun dapat diatasi dengan mengesampingkan ego masing-masing. Melalui pernyataan ibu Yarmini bahwa beliau semakin sayang dengan bapak Subekan karena perubahan yang drastis seperti ,beliau rajin bekerja, bertanggung jawab dan dapat mengurusi semua anak-anaknya, meskipun Susiamah dan Didik Wahyudi bukan anak kandung beliau, namun beliau juga tidak pernah menganak tirikan mereka. Hingga Susiamah dan Didik wahyudi telah menikah dan memiliki kelurga kecil masing-masing.
 Menurut bapak Subekan perbedaan usia yang terpaut jauh dari ibu Yarmini di awal kisah cinta belaiu, mulai tidak terlihat tergerus oleh berjalannya waktu di sebabkan karena beliau semakin tua dan rajin bekerja di Sawah hingga unsur kegantengan yang pernah di katakan oleh ibu Yarmini telah hilang. Sekarang terlihat hampir sama da seimbang raut wajah mereka.



BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
            Sejarah keluarga bapak Subekan terdiri dari 7 bersaudara dan ibu kandungnya bernama ibu Sarminah. Keluarga ibu Yarmini terdiri dari 3 bersaudara dan hidup bersama dengan ibu kandungnya bernama Ibu Sukarmi. Sejarah bertemunya bapak Subekan dan ibu Yarmibi adalah ketika beliau berdua sering melakukan hal-hal bersama dan sampai timbul cinta diantara mereka.
            Sejarah pernikahan awal bapak Subekan dan ibu Yarmini pada awalnya penuh cobaan dan cacian di antara keluarga dan masyarakat dan pada akhirnya masih tetap langgeng karena perubahan sikap kedewasaan dan membuang keegoisan diantara pribadi-pribadinya.
Cinta beda usia yang kurang lazim di lakukan oleh sebagian besar pasangan, adalah bukan merupakan penentu sebuah pasangan akan langgeng atau tidak, akan bahagia atau sengsara. Namun kedewasaan tidak dapat di ukur dari tua atau muda dari usia seseorang, namun kedewasan itu dapat di ukur dari pengetahuan seseorang tentang hal yang baik atau hal yang buruk.

3.2 Saran
Kisah cinta beda usia janganlah di anggap hal yang tidak wajar atau  bahkan dianggap  hal yang aneh, namun seharusnya  di anggap bawasanya cinta itu tidak pernah memandang usia. Karena Usia bukan penentu kelanggengan suatu hubungan dan usia  bukan pula penentu seseorang dapat dikatakan dewasa.








DAFTAR RUJUKAN
Narasumber
1.      Nama                                     : Yarmini
Tempat, tanggal lahir              : Tuban, 27 Agustus 1966
Status                                     : Menikah
Pekerjaan                                : Petani
Alamat                                    : Desa Sidoharjo, Kec.Senori, Kab.Tuban

2.      Nama                                     : Subekan
Tempat, tanggal lahir              : Tuban, 16 April 1972
Status                                     : Menikah
Pekerjaan                                : Petani
Alamat                                    : Desa Sidoharjo, Kec.Senori, Kab.Tuban

3.      Nama                                     : Sukarmi
Tempat, tanggal lahir              : Tuban, 24 Desember 1913
Status                                     : Janda
Alamat                                    : Desa Sidoharjo, Kec.Senori, Kab.Tuban

Fimela. 2013. Kenapa laki-laki jatuh cinta pada perempuan lebih tua.http://www.fimela.com/read/2013/09/26/kenapa-laki-laki-jatuh-cinta-pada-perempuan-yang-lebih-tua, fimela di online tanggal 27 Nopember 2013

Fikri. 2013. Relasi keluarga jika suami lebih muda. http://www.pesona.co.id/relasi/keluarga/bagaimana.jika.suami.lebih.muda/003/001/5, di akses 27 Nopember 2013






LAMPIRAN
Pertanyaan terkait wawancara

Hari, tanggal                     :    Rabu, 04 Desember 2013
Pukul                                :    10.00 – 15.00
Metode                             :    wawancara
Informasi                          :    mbah Sukarmi
Tempat, tanggal lahir        :    Tuban, 24 Desember 1913
Pekerjaan                          :    ibu rumah tangga
Alamat                              :    desa Sidoharjo Rt 003 Rw 005 kecamatan                   Senori kabupaten Tuban


·         Bagaimana cerita pernikahan ibu dan ayah dulu mbah?
Saya hanya manut saya dengan ibumu, karena saya kan sudah tua karena ibumu dulu tidak nakal sepertimu, ibumu selalu menurut dengan saya. Jadi saya langsung setuju begitu saja. Dan datang di rumah ayahmu untuk bertanya apakah ayahmu suka dengan ibumu itu hanya maen-maen atau serius. Kemudian membuat hari hanya jelang satu bulan di langsungkan nikah.
·         Kemudian bagaimana  mbah respon mas Didik dan Mbak Sus ketika ibunya mau menikah lagi?
Mas dan mbakmu tidak bagamana-bagaimana, karena sama-sama belum paham karena masih kecil, saya malah mengajak masmu untuk tidur agar tidak mengganggu ibumu yang menjadi penganten. Sedangkan mbakmu kut mengiringi ibumu, tapi mbakmu tidak paham ada acara apa dirumahnya.









Lampiran Foto-Foto

Ini adalah foto Dwi Lidiawati bersama Bapak Subekan dan Ibu Yarmini
Dapat dilihat raut wajah di usia yang berbeda antara bapak Subekan dan Ibu Yarmini.

Foto keluarga bersama Dwi Lidiawati dan menantu (istri Didik Wahyudi)  bersama cucu keluarga





Ini adalah foto dari mbah Sukarmi yaitu ibu kandung dari Ibu Yarmini


 









Ini adalah foto Dwi lidiawati bersama ibu Yarmini dan Didik Wahyudi (anak kedua Ibu Yarmini bersama suami pertama beliau)

                                                                           






Ini adalah foto Susiamah, suaminya bersama anak pertama dan anak keduanya


Ini adalah foto dari Didik Wahyudi dan keluarga kecilnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar