HISTORIOGRAFI
KELUARGA
SEJARAH
KISAH CINTA BEDA USIA (LEBIH TUA WANITA)
MAKALAH
Untuk memenuhi tugas matakuliah
Pengantar ilmu Sejarah
Yang dibina oleh Prof. Dr. Hariyono,
M.Pd/ Indah W.P. Utami, S.Pd., S.Hum.,M.Pd
Oleh
Dwi
Lidiawati (130731615709)
UNIVERSITAS
NEGERI MALANG
FAKULTAS
ILMU SOSIAL
JURUSAN
PENDIDIKAN SEJARAH
Desember
2013
UCAPAN TERIMAKASIH
Puja dan puji syukur kehadirat Allah
swt, yang telah memberikan rahmat dan karunianNya kepada penulis, sehingga
dapat menyelesaikan historiografi keluarga yang berjudul “Sejarah Kisah Cinta
Beda Usia (Lebih Tua Wanita)” ini. Dalam historiografi ini, penulis mengangkat
masalah yang sangat tabu di dalam masyarakat patriatik yang meganggap laki-laki
harus lebih dalam hal apapun dibandingkan wanita.
Ucapan terima kasih selanjutnya,
penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu Indah W.P. Utami, S.Pd.,
S.Hum.,M.Pd selaku dosen yang telah
membimbing matakuliah Pengantar Ilmu Sejarah. Kemudian kepada semua pihak yang
membimbing dan memberikanan pengarahan selama penulisan historiografi ini.
Akhirnya
penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam
historiografi ini, maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif
dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Malang,
2 Desember 2013
Penulis
DAFTAR ISI
UCAPAN
TERIMAKASIH.......................................................................................... i
DAFTAR
ISI.................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang.................................................................................................1
1.2 Rumusan
Masalah............................................................................................2
1.3 Tujuan..............................................................................................................2
1.4 Metode
............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sejarah
keluarga bapak Subekan dan ibu Yarmini.............................................. 4
2.2 sejarah
bertemunya bapak Subekan dan ibu Yarmini......................................... 5
2.3 Sejarah awal
pernikahan bapak Subekan dan ibu Yarmini................................ 7
2.4 alasan bapak
Subekan dan ibu Yarmini tetap langgeng...................................... 7
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan......................................................................................................... .9
3.2 Saran................................................................................................................... 10
DAFTAR RUJUKAN 11
LAMPIRAN 12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Keluarga
berasal dari bahasa Sansekerta yaitu “kulawarga”,”ras” dan “warga” yang berarti
anggota dan dapat diartikan lebih jelasnya adalah lingkungan yang terdapat
beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah. Di dalam sebuah keluarga
tiap anggota memiliki hubungan antar individu, terdapat ikatan, kewajiban dan
hak serta tangung jawab di antara individu. Menuru Salvicion dan Celis (1998)
menyatakan bahwa “ di dalam keluarga terdapat dua atau lebih pribadi yang
tergabung karena hubungan darah, hubungan perawinan atau pengangkatan, di
hidupnya dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalamnya
memiliki peran masing-masing serta mempertahankan suatu kebudayaan”. Pengertian
keluarga menurut penulis adalah keluarga begitu berharga karena keluarga adlah
pembentuk dasar kepribadian seseorang yang pertama kali, sebagai agen yang
besar dalam setiap anggota keluarga di dalamnya. Jadi peran keluarga sangat
besar mmengalahkan apapun, walaupun unit terkecil dalam maasyarakat namn fungsi
keluarga sangat besar dalam pengabdian di kehidupan bermasyarakat.
Keluargalah
yang mendidik kita menerapkan dan mengajari norma serta nilai yang baik untuk
diri kita, menunjukan mana yang baik dan mana yang tidak baik. Yang kedua masing-masing anggota
keluarga memiliki hak dan kewajiiban, misal: seorang ibu atau ayah berkewajiban
menjaga dan melindungi anaknya serta anggota keluarga keluarga yang lain, serta
memiliki hak untuk di hargai dan di hhormati oleh semua anggota keluarga.
Setiap keluarga pasti memiliki sejarah, dan cerita
kehidupan di dalam keluarga tersebut. Sejarah bukan hanya untuk di kenang, dan
kita tertawa atau menangis di kala mengingatnya. Namun sejarah dapat digunakan
sebagai pengalaman dan melakukan perbaikan di
masa sekarang dan di masa di depan. Maka dari itu penulis mengangkat
topik perjalanan cinta orang tua penulis, yaitu bapak Subekan dan ibu Yarmini
yang mengalami banyak masalah karena perbedaan umur yang terbaut jauh lebih tua
dari ibu penulis.
Banyak penelitian yang
telah di lakukan mengenai topik yang saya angkat yaitu cinta antara wanita yang
terpaut lebih tua dari sang pria, seperti data yang di dapat oleh BBC, 30% di
Eropa dari hubungan yang ada wanita jauh lebih tua dari sang pria. Penelitian
oleh Didiet dari Universitas Indonesia, dan penelitian yang di lakukan oleh
seorang psikolog dari Universitas Tarumanegara Jakarta, yang akan di bahas di
dalam bab II.
1.2 Rumusan
Masalah
1. Bagaimana latarbelakang dari bapak Subekan dan Ibu
Yarmini?
2. Bagaimana
sejarah bertemunya bapak Subekan dan ibu Yarmini?
3. Bagaimana
sejarah awal pernikahan bapak Subekan dan ibu Yarmini?
4. Apa
penyebab dari cinta bapak dan ibu
Yarmini sehingga bisa langgeng?
1.3 Tujuan
1.Mengetahui latarbelakang dari bapak
Subekan dan Ibu Yarmini
2. Mengetahui sejarah cinta bapak dan
ibu Yarmini
3. mengetahui sejarah awal pernikahan
bapak Subekan dan ibu Yarmini.
3. mengetahui dan menganalisis hal-hal
yang menyebabkan cinta bapak Subekan dan ibu Yarmini bisa langgeng sampai saat
ini.
1.4 Metode
Metode
yang digunakkan adalah metode sejarah yaitu: heuristik, kritik, interpretasi,
dan historiografi (Hariyono 1995:109-112)
1.4.1 Pemilihan Topik
Penulis
memilih topik yang berjudul sejarah perjalanan cinta bapak Subekan dan ibu Yarmini
di karenakan penulis ingin menceritakan sejarah perjalanan cinta yang telah di
alami oleh bapak Subekan dan ibu Yarmini. Sehingga menimbulkan dampak positif
di masa yang akan datang bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
1.4.2
Kritik atau Verifikasi
Penulis mengumpulkan
data-data dari wawancara dengan bapak Subekan dan ibu Yarmini dan mengumpulkan
data dari internet agar dapat dibandingkan dari hasil wawancara.
a. Kritik
eksternal
Dari sumber primer
yaitu ibu Yarmini dan bapak Subekan. Di ketahui Bahwa mereka pernah mengalami
kehidupan yang sulit karena banyak perbedaan yang jauh di antara mereka berdua.
Perbedaan dalam hal usia, pekerjaan, pemikiran serta sudut pandang di dalam
kehidupan
b. Kritik
internal
Dari wawancara yang di
lakukan oleh penulis, memang dapat diketahui bahwa percintaan yang beda usia
lebih tua yang wanita itu sangat aneh dan di anggap tidak wajar di kalangan
masyarakat. Dan dapat di ketahui pula bawasanya lelaki yang menyukai wanita
yang lebih tua itu karena faktor kemandirian.
1.4.3Interpretasi
Menurut penulis cinta
yang dialami oleh bapak Subekan dan ibu Yarmini sangat sering terjadi
dikalangan masyarakat, namun masih di anggap hal yang aneh dan tidak wajar bagi
sebagian besar masyarakat yang patriakris
(menempatkan laki-laki sebagai penguasa tunggal dan sebagai sentral
segala-galanya)
1.4.4 historiografi
Pada bab I penulis
menjelaskan cara mencari informasi dengan cara mengumpulkan wawancara dan
mengumpulkan data dari internet yang dapat memperkuat suatu peristiwa yang
telah terjadi. Sedang di bab II penulis menjelaskan isi dari sejarah cinta dari
bapak Subekan dan ibu Yarmini.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Sejarah
keluarga dari bapak Subekan dan ibu Yarmini
Bapak Subekan lahir di
Tuban pada tanggal 16 April 1972 dari pasangan bapak Pakih dan ibu Sarminah
beliau adalah anak terakhir dari tujuh bersaudara, terdiri dari Sucipto,
Samiati, Sriati, Sudarni, Saringati,
Siti Mustijah, dan bapak Subekan. Keluarga bapak Subekan termasuk keluarga yang
besar. Bapak Subekan di tinggal meninggal oleh ayahnya di saat beliau masih
berusia sepuluh tahun.
Sedangkan ibu Yarmini
lahir di Tuban pada tanggal 27 Agustus 1966 dari pasangan bapak Sarnaji dan ibu
Sukarmi. Ibu Yarmini adalah anak terakhir dari tiga bersaudara. Terdiri dari
Tambit, Molyati dan ibu Yarmini. Sebenarnya saudara ibu yarmini tidak hanya
tiga namun lima, dua saudara lainnya meninggal karena sakit. Tidak di ketahui
saudara beliau ini sakit apa, karena pada zaman dahulu penyakit di anggap
biasa, semuanya hanya di anggap sakit meriang sehingga sampai meninggal dan
tidak di ketahui meninggal karena sakit apa, karena kurangnya perhatian pada
zaman dahulu tentang bahaya penyakit.
Setelah lulus SD
(sekolah dasar) ibu Yarmini berkeinginan untuk melanjutkan sekolah. Karena
anggapan orang tua beliau yang masih memiliki pemikiran kuno yaitu bahwa anak
perempuan itu tidak sepantasnya sekolah tinggi-tinggi, ibu beliau beranggapan pada
dasarnya atau pada kodratnya tugas seorang wanita hanyalah “masak, macak, manak”. karena pemikiran
itulah, kemudian beliau di jodohkan oleh ibu Sukarmi dengan seorang laki-laki
yang sama sekali tidak beliau kenal sebelumnya, laki-laki tersebut bernama bapak Sudarman. Alasan ibu
sukarmi menjodohkan dengan bapak Sudarman adalah karena bapak Sudarman itu
adalah sosok laki-laki yang bertanggung jawab dan rajin bekerja, menurut ibu
Sukarmi calon suami yang ideal zaman dahulu adalah laki-laki yang rajin
bekerja, alasannya pasti orang yang rajin bekerja akan mampu membahagiakan
keluarga. Namun anggapan seperti itu bukan hanya di anut oleh ibu Sukarmi,
anggapan seperti itu di anut oleh semua orang zaman dahulu, bahkan di Desa
Sidoharjo, kecamatan Senori Kabupaten Tuban hingga sekarang masih menggunakan
pedoman itu jika ingin mencari calon menantu. Hanya sedikit sekali masyarakat
yang mencari menantu berdasarkan agama atau jabatan.
Ibu yarmini tidak dapat
melakukan apa-apa kecuali pasrah dengan perjodohan itu, kemudian dari
pernikahan beliau dengan bapak Sudarman di karuniai dua anak. Kenapa menikah
yang tidak di dasari dengan cinta dapat menghasilkan dua anak? Dari wawancara
saya dengan ibu yarmini, beliau mengatakan bahwa setiap malam kamar ibu Yarmini
ditunggu oleh satpam agar beliau tidak dapat keluar dari kamar, dan satpam
tersebut adalah ibunya sendiri yaitu ibu Sukarmi. Dua anak tersebut adalah
Susiamah dan Didik Wahyudi, setelah sekian lama menikah dengan bapak Sudarman.
Lama-kelaman rasa cinta ibu Yarmini tumbuh terhadap bapak Sudarman. Rasa cinta
itu muncul bukan tanpa alasan, rasa cinta itu muncul karena bapak Sudarman
adalah laki-laki yang mandiri, beliau tidak pernah membangunkan istrinya ketika
beliau ingin minum kopi atau makan pagi, beliau tidak pernah mengeluh meski
rasa pegal datang karena seharian penuh bekerja di sawah, beliau selalu
memuliakan dan tidak pernah menyusahkan istrinya.
Ketika ibu Yarmini
mulai mencintai suaminya. Bapak Sudarman di panggil oleh Allah SWT, beliau
meninggal karena sakit parah. Dua anak hasil pernikahan ibu Yarmini dan bapak
Sudarman masih kecil. Susiamah pada waktu itu masih berusia 11 tahun dan Didik
Wahyudi berusia 7 tahun.
2. Sejarah
Bertemunya ibu Yarmini dan bapak Subekan
Setelah ibu Yarmini di
tinggal oleh suami, beliau menjadi single
parent untuk kedua anaknya yang masih
membutuhkan banyak perhatian dan banyak biaya. Kemudian beliau bekarja
keras dan menjadi tulang punggung keluarga. Beliau menggembala kambing,
mengambil rumput untuk makan kambingnya, mengambil kayu bakar di hutan adalah segelintir
pekerjaan sehari-hari yang di lakukan oleh ibu Yarmini. Dan pada saat itulah
beliau bertemu dengan bapak Subekan. Mereka bertemu ketika menggembala kambing
bersama, mengambil kayu di hutan, terjadi hubungan kerja yaitu bapak Subekan
bertugas memanjat pohon untuk mengambil kayu dan ibu Yarmini menunggu di bawah
pohon untuk mengambil kayu kecil-kecil yang diturunkan oleh bapak Subekan. Di
sinilah timbul rasa cinta di antara mereka. Pada tahun 1993 bapak subekan dan
ibu yarmini saling menyayangi. Pada waktu itu ibu yarmini berusia 24 tahun dan
bapak subekan berusia 18 tahun, usia bapak Subekan terpaut 6 tahun lebih muda
dari ibu yarmini.
Pada waktu pertemuan
ibu Yarmini dan bapak Subekan, Susiamah anak pertama ibu Yarmini berusia 12
tahun dan Didik Wahyudi berusia 8 tahun. Mereka belum paham tentang pernikahan
ibu Yarmini dan bapak Subekan. Menurut pernyataan ibu Yarmini, walaupun Susiamah
sudah berusia 12 tahun tetapi zaman dulu itu tidak seperti sekarang yang paham
akan masalah-masalah puber atau masalah yang di alami oleh orang-orang dewasa,
Susiamah sama sekali tidak mengerti tentang arti pernikahan itu, bawasanya dia
akan memiliki ayah tiri.
Menurut pernyataan ibu
Yarmini, alasan terbesar beliau menyukai bapak Subekan adalah karena pada waktu
itu bapak Subekan adalah sosok lelaki yang masih muda dan dapat dikatakan
tampan, jika dilihat dari kesiapan mental dan ekonomi bapak subekan jauh dari
kata mapan, beliau masih belum bekerja, masih senang dengan dunia mudanya.
Namun cinta telah membutakan hati ibu Yarmini akan risiko yang akan terjadi
pada kehidupannya kelak. Sedangkan alasan bapak Subekan menyukai ibu Yarmini
adalah beliau kasihan melihat seorang wanita yang telah memiliki dua orang anak
hidup sendiri, membiayai keluarga, menjadi tulang punggung keluarga. kemudian
alasan lainnya adalah karena beliau menganggap bahwa ibu Yarmini adalah
perempuan yang mandiri, sudah mapan sehingga beliau tidak perlu mengabdikan
diri kepada mertua. Jika dilihat dari penelitian terdahulu yang di lakukan oleh
Didiet dari universitas Indonesia ( 29 tahun) menyatakan bahwa “alasan
laki-laki senang dengan pasangan yang jauh lebih tua adalah karena mereka sudah
tidak rewel, lebih mandiri, dan tidak tergantung oleh pasangannya”.
Maka ibu yarmini
meminta kepada keluarganya untuk melamarkan bapak Subekan untuknya. Di sinilah
budaya yang tidak biasa di lakukan oleh masyarakat desa Sidoharjo kecamatan
Senori Kabupaten Tuban. Dalam setiap pernikahan. Pihak yang melamar bukan pihak
lelaki seperti yang di lakukan pada umumnya, namun yang melamar adalah pihak wanita
yang datang di rumah calon suami. Pihak keluarga ibu Yarmini sangat terkejut
dan tidak percaya mendengar peryataan ibu Yarmini. Bahkan kakak pertama dari
ibu Yarmini yaitu Tambit malah menganggap bahwa apa yang dikatakan ibu Yarmini
hanya gurauan dan bukan merupakan keseriusan dalam suatu hubungan, beliau
menganggap mana mungkin seorang perjaka mau menikah dengan wanita yang jauh
lebih tua darinya, apalagi ibu Yarmini telah memiliki dua orang anak.
Sedangkan dalam pihak
keluarga bapak Subekan, pada awalnya keluarga beliau juga kaget dan banyak yang
merasa tidak senang dengan hal itu. Saudara bapak Subekan yang ketiga yaitu ibu
Saringati sampai-sampai tidak mau datang diacara pernikahan adik kandungnya
tersebut. Tapi pada akhirnya sebagian besar keluarga beliau setuju karena di
yakinkan oleh bapak Subekan bahwa beliau benar-benar menyukai ibu Yarmini.
Namun, pihak keluarga yang setuju itu tidak langsung senang dengan ibu Yarmini,
pihak keluarga hanya berfikiran agar bapak Subekan merasa Senang, dan agar dapat
menuruti keinginan bapak Subekan.
3. Sejarah
awal pernikahan ibu Yarmini dan bapak Subekan
Setelah semua pihak
keluarga setuju, walaupun ada yang tidak setuju. Acara pernikahan berlangsung.
Setelah menikah bapak Subekan selalu mendapat olok-olok’an dari masyarakat dan
rekan-rakan beliau. Hal ini sering sekali kita jumpai dalam masyarakat sekitar.
Seperti yang di ungkapkan oleh Roslina Verauli seorang psikolog dari
Universitas Tarumanegara Jakarta bahwa “anggapan masyarakat tentang pasangan
yang ideal adalah suami lebih tua dari istri, dalam masyarakat yang patriarkis (masyarakat
yang menganggap pria sebagai penguasa tunggal, dan sebagai sentral dari
segala-galanya), pria diharapkan serba lebih di bandingkan wanita: lebih kaya,
lebih pintar, lebih sukses, dan lebih tua tentunya”. Kemudian hati bapak
Subekan mulai tergoyah dengan perkataan-perkataan yang tidak enak untuk di
dengar hingga akhirnya tidak sampai satu tahun mereka bercerai.
Ibu yarmini tetap tabah
dengan perceraian tersebut, beliau memutuskan untuk pergi ke Jakarta untuk
mencari uang untuk kehidupan keluarga dan anak-anaknya. Anak-anaknya di asuh
oleh ibu beliau yaitu mbah Sukarmi. Hingga suatu saat ibu Yarmini pulang dan
bertemu kembali dengan bapak Subekan. Dan menurut bapak Subekan pada waktu itu
tumbuh benih-benih cinta yang pernah ada, dan cinta itu dinyatakan kepada ibu
Yarmini, dan beliau berjanji tidak akan mengurusi ocehan orang-orang yang tidak
penting. Pasangan ini kemudian rujuk dan hidup dengan bahagia tanpa mengurusi
omongan orang lain.
4. Alasan
bapak Subekan dan ibu Yarmini tetap langgeng
Namun bapak Subekan dalam hal peerjaan masih
seperti dulu, beliau masih belum bekerja dan hal tersebut sering menjadi
pertengakaran di dalam rumah tangga mereka. Hal seperti itu terjadi hingga beliau memiliki seorang putri bernama
Dwi Lidiawati. Dari buah cinta ini beliau mulai berfikir jauh ke depan, kedewasaan
mulai ada, beliau rajin bekarja untuk menghidupi anak dan istrinya. Awal beliau
bekerja adalah sebagai seorang kernet truk, walaupun hasilnya tidak seberapa
beliau sangat senang dan ibu Yarmini juga sangat senang melihat perkembangan
kedewasaan bapak Subekan, “hal itu berkat anak tercintaku Dwi idiawati” ujar
bapak Subekan.
Hingga saat ini Dwi
Lidiawati telah berusia 18 tahun, rumah tangga beliau masih langgeng dan
bahagia meski kadang ada masalah yang mengganggu, namun dapat diatasi dengan
mengesampingkan ego masing-masing. Melalui pernyataan ibu Yarmini bahwa beliau
semakin sayang dengan bapak Subekan karena perubahan yang drastis seperti ,beliau
rajin bekerja, bertanggung jawab dan dapat mengurusi semua anak-anaknya,
meskipun Susiamah dan Didik Wahyudi bukan anak kandung beliau, namun beliau
juga tidak pernah menganak tirikan mereka. Hingga Susiamah dan Didik wahyudi
telah menikah dan memiliki kelurga kecil masing-masing.
Menurut bapak Subekan perbedaan usia yang
terpaut jauh dari ibu Yarmini di awal kisah cinta belaiu, mulai tidak terlihat
tergerus oleh berjalannya waktu di sebabkan karena beliau semakin tua dan rajin
bekerja di Sawah hingga unsur kegantengan yang pernah di katakan oleh ibu
Yarmini telah hilang. Sekarang terlihat hampir sama da seimbang raut wajah
mereka.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sejarah
keluarga bapak Subekan terdiri dari 7 bersaudara dan ibu kandungnya bernama ibu
Sarminah. Keluarga ibu Yarmini terdiri dari 3 bersaudara dan hidup bersama
dengan ibu kandungnya bernama Ibu Sukarmi. Sejarah bertemunya bapak Subekan dan
ibu Yarmibi adalah ketika beliau berdua sering melakukan hal-hal bersama dan
sampai timbul cinta diantara mereka.
Sejarah
pernikahan awal bapak Subekan dan ibu Yarmini pada awalnya penuh cobaan dan
cacian di antara keluarga dan masyarakat dan pada akhirnya masih tetap langgeng
karena perubahan sikap kedewasaan dan membuang keegoisan diantara
pribadi-pribadinya.
Cinta beda usia yang
kurang lazim di lakukan oleh sebagian besar pasangan, adalah bukan merupakan
penentu sebuah pasangan akan langgeng atau tidak, akan bahagia atau sengsara.
Namun kedewasaan tidak dapat di ukur dari tua atau muda dari usia seseorang,
namun kedewasan itu dapat di ukur dari pengetahuan seseorang tentang hal yang
baik atau hal yang buruk.
3.2 Saran
Kisah cinta beda usia
janganlah di anggap hal yang tidak wajar atau
bahkan dianggap hal yang aneh,
namun seharusnya di anggap bawasanya cinta
itu tidak pernah memandang usia. Karena Usia bukan penentu kelanggengan suatu
hubungan dan usia bukan pula penentu
seseorang dapat dikatakan dewasa.
DAFTAR RUJUKAN
Narasumber
1.
Nama : Yarmini
Tempat, tanggal lahir : Tuban, 27 Agustus 1966
Status : Menikah
Pekerjaan : Petani
Alamat : Desa
Sidoharjo, Kec.Senori, Kab.Tuban
2.
Nama : Subekan
Tempat, tanggal lahir : Tuban, 16 April 1972
Status : Menikah
Pekerjaan : Petani
Alamat : Desa
Sidoharjo, Kec.Senori, Kab.Tuban
3.
Nama : Sukarmi
Tempat, tanggal lahir : Tuban, 24 Desember 1913
Status : Janda
Alamat : Desa
Sidoharjo, Kec.Senori, Kab.Tuban
Fimela. 2013. Kenapa laki-laki jatuh cinta pada perempuan lebih tua.http://www.fimela.com/read/2013/09/26/kenapa-laki-laki-jatuh-cinta-pada-perempuan-yang-lebih-tua,
fimela di online tanggal 27 Nopember 2013
Fikri. 2013. Relasi keluarga jika suami lebih muda. http://www.pesona.co.id/relasi/keluarga/bagaimana.jika.suami.lebih.muda/003/001/5,
di akses 27 Nopember 2013
LAMPIRAN
Pertanyaan terkait wawancara
Hari, tanggal : Rabu, 04 Desember 2013
Pukul : 10.00 – 15.00
Metode : wawancara
Informasi : mbah Sukarmi
Tempat, tanggal
lahir : Tuban, 24 Desember 1913
Pekerjaan : ibu rumah tangga
Alamat : desa Sidoharjo Rt 003 Rw 005 kecamatan Senori kabupaten Tuban
·
Bagaimana cerita
pernikahan ibu dan ayah dulu mbah?
Saya hanya manut saya dengan ibumu,
karena saya kan sudah tua karena ibumu dulu tidak nakal sepertimu, ibumu selalu
menurut dengan saya. Jadi saya langsung setuju begitu saja. Dan datang di rumah
ayahmu untuk bertanya apakah ayahmu suka dengan ibumu itu hanya maen-maen atau
serius. Kemudian membuat hari hanya jelang satu bulan di langsungkan nikah.
·
Kemudian bagaimana mbah respon mas Didik dan Mbak Sus ketika
ibunya mau menikah lagi?
Mas dan mbakmu tidak bagamana-bagaimana,
karena sama-sama belum paham karena masih kecil, saya malah mengajak masmu
untuk tidur agar tidak mengganggu ibumu yang menjadi penganten. Sedangkan
mbakmu kut mengiringi ibumu, tapi mbakmu tidak paham ada acara apa dirumahnya.
Lampiran Foto-Foto
Ini adalah foto
Dwi Lidiawati bersama Bapak Subekan dan Ibu Yarmini
Dapat dilihat
raut wajah di usia yang berbeda antara bapak Subekan dan Ibu Yarmini.
Foto keluarga bersama
Dwi Lidiawati dan menantu (istri Didik Wahyudi)
bersama cucu keluarga
Ini adalah foto
dari mbah Sukarmi yaitu ibu kandung dari Ibu Yarmini
Ini adalah foto
Dwi lidiawati bersama ibu Yarmini dan Didik Wahyudi (anak kedua Ibu Yarmini
bersama suami pertama beliau)
Ini adalah foto
Susiamah, suaminya bersama anak pertama dan anak keduanya
Ini adalah foto dari
Didik Wahyudi dan keluarga kecilnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar