Selasa, 10 Desember 2013

Muhammad Rofiul Alim



PERJUANGAN MBAH WONGSO MELAWAN PENJAJAH
MAKALAH
Untuk memenuhi tugas matakuliah
Pengantar Ilmu Sejarah
yang dibina oleh Bapak Prof. Dr. Hariyono, M.Pd.


Oleh
Muhammad Rofiul Alim
130731615746








UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN SEJARAH
November 2013

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................
DAFTAR ISI............................................................................................................. ........... i          
BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang...................................................................................... ........... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................. ........... 2
1.3 Tujuan Penulisan.................................................................................... ........... 2
1.4 Metode ............................................................................................................. 2
BAB II. PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Perjuangan Hidup Mbah WOngso Astro.................................. ........... 4
2.2 Perjuangan Mbah WOngso Astro Melawan Penjajah............................ ........... 5
BAB III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan............................................................................................ ........... 7
3.2 Saran...................................................................................................... ........... 7
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... ........... 8
LAMPIRAN.............................................................................................................. ........... 9


BAB I
PENDAHULUAN
1.1.   Latar Belakang
Keluarga adalah unit sosial terkecil dalam masyarakat, atau suatu organisasi bio-psiko-sosio-spiritual dimana anggota keluarga terkait dalam suatu ikatan khusus untuk hidup bersama dalam ikatan perkawinan dan bukan ikatan yang sifatnya statis dan membelenggu dengan saling menjaga keharmonisan hubungan satu dengan yang lain atau hubungan silaturrahim. Sementara satu keluarga dalam bahasa Arab adalah al-Usroh yang berasal dari kata al-asru yang secara etimologis mampunyai arti ikatan.
Keluarga merupakan tempat pertama kali anak melihat cahaya kehidupan, merasakan kehangatan dan kenyamanan dalam diri seorang anak. Sehingga apapun yang di ukir dan di curahkan keluarga akan membekas kesan yang mendalam terhadap watak, pikiran dan sikap serta perilaku sang buah hati. Dan dalam pandangan islam keluarga berfungsi sebagai penanaman nilai-nilai agama kepada anak agar mereka memiliki pedoman hidup yang benar serta membela dan mempertahankan kebenaran termasuk membela Negara.
Keluarga berkewajiban mengajar, membimbing atau membiasakan anggotanya untuk mempelajari dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya, menanamkan cinta tanah air. Keluarga dipandang sebagai lingkungan dini yang dibangun oleh orang tua dan orang-orang terdekat. Dalam bentuknya keluarga selalu memiliki kekhasan. Setiap keluarga selalu berbeda dengan keluarga lainnya. Dinamis dan memiliki sejarah “perjuangan, nilai-nilai, kebiasaan” yang turun temurun mempengaruhi secara akulturatif (tidak tersadari)   Keluarga juga mempunyai banyak tugas antara lain adalah dalam pemeliharaan fisik keluarga, yaitu memberikan perlindungan terhadap keluarganya, pemeliharaan rohani keluarga, yaitu tentang religi atau siraman rohani. Seperti yang tertuang dalam Al – Qur’an surat At-tahrim ayat 6 yang berbunyi:

 Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”.
Selain memiliki kekhasan yang berbeda sebagai kepala keluarga juga mempunyai masalah – masalah yang berbeda yang datang dari luar atau dalam dari suatu keluarga tersebut yaitu menjaga dan membela kularga serta negara. Dalam agama islam membela tanah air sebagaian dari iman,  maka dari itu penulis membuat topik sejarah perjalanan dan perjuangan hidup keluarga Mbah Wongso Astro. Mbah Wongso disini adalah Mbah Yut dari penulis atau bapak dari kakek penulis, yang merupakan garis dari keluarga Ibu penulis.
1.2.Rumusan Masalah
1.2.1.       Bagaimana sejarah perjalanan hidup Mbah Wongso Astro?
1.2.2.      Bagaimana perjuangan Mbah Wongso Astro melawan penjajah?
1.3.Tujuan
1.3.1.      Untuk menggambarkan sejarah perjalanan hidup Mbah Wongso Astro.
1.3.2.      Untuk menganalisis dan menjelaskan perjuangan Mbah Wongso Astro melawan Penjajah.
1.4.  Metode
Secara sistematis penelitian sejarah dijelaskan dalam beberapa langkah, yaitu heuristic, kritik, interpretasi, dan historiografi (Hariyono, 1995:109-112).
1.4.1.      Pemilihan Topik
Penulis memilih topik yang berjudul sejarah perjalanan hidup Mbah Wongso Astro. Karena penulis ingin menceritakan tentang kisah kehidupan Mbah Wongso Astro yang sangat menarik, meskipun penulis tidak menceritakan secara sepenuhnya karena nasasumber tidak ingin semua tahu tentang permasalahannya tersebut dan sudah tidak adanya sumber primer.

1.4.2.      Heuristik.
Penulis menggunakan metode wawancara dengan salah satu anggota keluarga atau keturunan Mbah Wangso Astro dan mengumpulkan data dari dokumen sejarah desa Sembung Lor, Baureno, Bojonegoro.
1.4.3.       Kritik/ VerifikasiPenulis
mengupulkan data-data dari wawancara dengan salah satu keluarga Mbah Wongso Astro dan mengumpulkan data dari masyarakat atau dokumen desa agar dapat dibandingkan antara beberapa sumber itu. Keterangan dari dua sumber hampir sama tentang perjuangan Mbah Wongso Astro. Kesamaan dari pendapat tersebut mengatakan Mbah Wongso Astro dan keluarganya ikut memperjuangkan kemerdekaan dan berperan besar di kecamatan Baureno.
1.4.4.       Interpretasi
Jika  menurut penulis keluarga Mbah Wongso Astro sengat menjunjung tinggi rasa nasionalisme, berani mengorbankan harta benda bahkan nyawa untuk mengusir penjajah.
1.4.5.      Historiografi
Pada bab I penulis menjelaskan bagaimana cara mencari informasi dengan cara mengumpulkan wawancara dan mengumpulkan data dari berbagai sumber yang dapat memperkuat suatu peristiwa yang telah terjadi.sedangkan bab 2 menjelaskan bagaimana isi dari perjalanan hidup Mbah Wongso Astro.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1  sejarah perjalanan hidup Mbah Wongso Astro.
Mbah Wongso Astro terlahir di desa Temu, Kanor, Bojonegoro. Mbah Wonso Astro menikah dengan seorang wanita bernama Kas srikat dari desa Sembong Lor mempunyai beberapa keturunan dari pernikahan ini. Mbah Wongso Astro adalah Mbah Yut dari Muhammad Rofiul Alim keturunan garis keluarga ibu Munti (Ibu dari Muhammad Rodiul Alim). Sebagai warga di desanya Mbah Wongso Astro di hormati dan disegani oleh masyarakat sekitarnya serta di anggap anutan atau pemimpin.
Mbah Wongso seorang petani besar dimana hamper setengah desanya miliknya atau sawahnya, hal ini otomatis membuat belanda atau penjajah menyoroti bahkan diajak bersekutu untuk menguasi dan meminta pajak didesa tersebut. Namun beda akan prinsip dari Mbah Wongso yang tidak mau berteman dengan penjajah Belanda pada waktu itu. Mbah Wongso seorang pengusaha yang mempunyai gudang tembakau akan tetapi usaha tersebut terseok – seok karena setrategi dari Belanda untuk menguasai seluruh aspek dari pribumi. Mbah Wongso dan istrinya atau Mbah Kas Srikat menjadi keluarga yang di sanjung oleh warga dan dibenci serta dimusuhi oleh penjajah Belanda. Anak – anak dari Mbah Wongso sejak kecil di ajari dengan agama Islam agar menjadi generasi yang punya karakter, hal ini bertujuan agar membela Negara. Karena dalam agama Islam juga menyatakan bahwa membela tanah air sebagian adalah iman.
Sekitar tahun 1932an keluarga dari Mbah Wongso dimata – mata oleh penjajah karena dianggap bahwa Mbah Wongso membahayakan kedudukan Belanda di kecamatan Boureno. Namun usaha Mbah Wongso didukung oleh pasukan Indonesia yang ingin merdeka dari Belanda. Mbah Wongso adalah seorang pejuang yang tanpa bayaran sepeserpun dengan keberaniaan serta Ilmu kanuragan yang tidak dapat dipandang remeh oleh penjajah. Mbah Wongso terkenal pada zaman itu selain karena mempunyai tanah luas dan keberanian yang tinggi untuk melawan penjajah pada waktu itu.

2.2   Perjuangan Mbah Wongso Astro Melawan Penjajah.
Kenyaman dan keaman dalam suatu Negara adalah impian setiap masyarakat dalam suatu Bangsa. Melepaskan diri dari penjajah adalah cita – cita bangsa Indonesia agar mencapai puncak dan mendapat haknya yaitu kemerdekaan. Kemerdekaan suatu hal yang mahal bagi rakyat Indonesia karena bukan hanya harta saja yang dikorbankan bahkan nyawanpun dikorbankan untuk mengusir Belanda dari tanah ibu pertiwi ini. Mbah Wongso Astro salah satu dari berjuta rakyat yang menginkan kemerdekaan.
Mbah Wongso memulai menentang akan kebiadaban Belanda ketika sekitar tahun 1932an. Hal ini mebuat pemerintah Belanda geram akan perlawanan Mbah Wonso dan pasukan Indonesia yang menginginkan kemerdekaan. Rumah Mbah Wongso terletak di depan perempatan dan mengarah ke selatan dengan pelataran yang luas. Mbah Wongso menyediakan rumahnya untuk markas prajurit Indonesia, yang melindungi dan menyembunyikan prajurit Indonesia pada waktu di serang oleh tentara Belanda.
Pada 1935an Mbah Wongso dan prajurit Indonesia diserbu oleh penjajah dengan senjata yang lengkap. Pasukan Indonesia yang tidak ada ditempat hanya menyisakan beberapa pasukan saja dan hal ini membuat pasukan Indonesia lari menyelamatkan diri. Namun Mbah Wongso dengan keberanian menemui Belanda dan berkata mereka tidak ada disini, tetapi mereka tidak percaya akhirnya menggeledah rumah Mbah Wongso tersebut.
Sekitar akhir tahun antara november dan desember kembali menyerbu penjajah oleh Mbah Wongso dan prajurit Indonesia untuk melawan dan mengusir penjajah dari desa dan kecamatannya tersebut. Akhirnya berasil menguasai kembali dari kekuasaan penjajah. Tetapi Kolonial Belanda menyerbu kembali dan mencari Mbah Wongso dan pasukan Indonesia akan tetapi ini terbaca oleh pasukan Indonesia. Dengan bocornya penyerbuaan ini Mbah Wongso menyelamatkan diri beserta keluarga dan prajurit Indonesia ke daerah utara kecamatan tersebut.
Pada 1938an kembali Belanda menyerang rumah Mbah Wongso akan tetapi kembali terbaca lagi penyerangan belanda ini akhirnya prajurit Indonesia melarikan diri. Istri dan anak dari Mbah Wongso di rumah mertuanya agar tidak terlibat dalam pertempuran dan perlawan dengan kolonial. Tidak beselang kemudian perlawanan Mbah Wongso masih di soroti oleh penjajah, Mbah Wongso terkenal sakti pernah di kebung oleh tentara belanda dan hamper ditembak. Akan tetapi Mbah Wongso menghilang dan tentara belanda bingung mencari keberadaan Mbah Wongso. Pemerintah Kolonial mengincar anak Mbah Wongso yaitu Widji Utami yang akan di bunuh, bahkan setiap gagal menangkap Mbah Wongso anaknya yang bernama Widji Utami akan di bunuh dan hal ini berulang – ulang. Dan ketika penyerbuan ini Mbah Wongso dengan cerdas membuang senjata pasukan Indonesia di Tambak (kolam ikan) agar tidak tercium oleh Belanda tentang keberadaan pasukan Indonesia pada saat itu.
Belanda adalah penjajah yang cukup cerdik, anak dari Mbah Wongso Astro tidak akan dibunuh. Karena bila membunuh salah satu keluarga Mbah Wongso pasti akan memancing amarah penduduk desa yang umumnya saling melindungi apa lagi orang yang terpandang dan pemimpinnya. Penjajah belanda pada akhir 1939an mulai mundur dan menjauh dari desa dan kecamatan tersebut bukan berarti menyerah tetapi strategi agar lenggah pasukan Indonesia. Strategi ini berasil penyerbuan untuk sekian kalinya membuahkan hasil Mbah Wongso tertanggap dan dibawa ke markas belanda di kecamatan itu namun di tengah jalan dapat di hadang oleh warga desa tetangga yang mendengar peristiwa ini. Akhirnya Mbah Wongso dapat terbebas dan pasukan belanda melarikan diri da nada yang mati karena terkena jebakan yang dipasang oleh pasukan Indonesia dan warga desa tetangga.
Dengan melemahnya Belanda desa dan sebagian daerah kecamatan Boureno aman. Akhirnya pada tahun 1942an Mbah Wongso dan prajurit Indonesia sedikit lega dengan kepergian Belanda dan kedatangan Jepang dengan janjinya. Namun janji tersebut tetap bukan akhir dari perjuangan Mbah Wongso dan rakyat Indonesia. Pada 1945 Mbah Wongso sangat senang dan dilakukan sukuran besar di desanya atas kemerdekaan Indonesia tepanya 17 agustus 1945.

MUHAMMAD ROFIUL ALIM
RAHMA THALITHA




MUNTI & WIBOWO NS



WIDJI UTAMI & SUPIATUN
MBAH WONGSO ASTRO & KAS SRIKAT
SILSILAH KELUARGA DARI GARIS KETURUNAN DARI IBU









Keterangan :
Mbah Wongso Astro Mbah Yut dari Muhammad Rofiul Alim dari garis keturunan Ibu.

BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
3.1.1        Mbah Wongso Astro adalah orang yang terpandang di desanya, tetapi tidak bersekutu dengan Belanda. Walaupun di desa Mbah Wongso semangat untuk melawan belanda
3.1.2        Mbah Wongso membela Negara dengan jiwa dan raga serta tanpa pamrih. Bukan karena imbalan tetapi nasionalisme yang tinggi untuk mengapai cita – cita kemerdekaan Indonesia.
3.2  Saran
Dalam menghadapi sebuah masalah bukannya kita menghindar tetapi menghadapinya dengan semangat dan pasrah akan hasil kepada Tuhan dengan tetap usaha dan istiqomah.

DAFTAR RUJUKAN
Supiatun. Desa Sembung Lor Kec. Boureno Kab. Bojonegoro, 9 November 2013, di tempat kediaman rumah Mbah Supaitun ( istri Widji Utami anak dari Mbah Wongso Astro).
Hariyono. 1995. Mempelajari Sejarah Secara Efektif. Malang: Pustaka Jaya.
Sunarti, Euis. 2006. Indikator Keluarga Sejahtera, Sejarah Pengembangan, Evaluasi, dan Berkelanjutannya, (online), (http://euissunarti.staff.ipb.ac.id) , diakses 1 November 2013

LAMPIRAN
Pertanyaan terkait wawancara                       
Hari/tanggal                                        : Sabtu/9 November 2013
Pukul                                                   : 13.00-15.00
Metode                                                : Wawancara
Informasi                                             : Ibu Supiatun
Pekerjaan                                             : Ibu rumah tangga
Alamat                                                : Desa Sembung Lor, Kec. Boureno Kab. Bojonegoro
Tempat wawancara                             : di rumah kediaman Ibu Supiatun

Apakah Mbah Wongso Astro asli orang sembung?
Tidak, Mbah Wongso asli desa Temu, kec. Kanor sebelah selatan desa ini.
Bagaimana kehidupan Mbah Wongso saat itu?
Orangnya sederhana walaupun sebenarnya mempunyai materi dunia, akan tetapi Mbah Wongso berpesan “dunia ini hanya sebuah tempat untuk minum, jadi janganlah sombong dengan apa yang dititipkan Allah kepada kita”. Beliau adalah pejuang bahkan mengorbankan harta bendanya untuk memberi makan pasukan Indonesia yang bermarkas dirumahnya. Sayang dan cinta kepada keluarganya walaupun sebagai pejuang Mbah Wongso tetap memperhatikan keluarganya ketika saat berkumpul bersama.
Apakah Mbah Wongso pernah di tahan atau di tangkap oleh penjajah?
Iya, Mbah Wongso pernah ditangkap tetapi Alhamdulillah dapat di selamatkan oleh pasukan serta masyarakat desa tetangga atau desa Kauman Boureno. Pernah mau ditangkap tetapi orang dulu sakti, jadi bias menghilang dengan pusaka atau kerisnya.
Tahun berapa saja dan apa kejadiaan yang di alami oleh Mbah Wongso?
Kalau tidak salah, pada tahun 1932an Mbah Wongso dan masyarakat serta pasukan Indonesia memulai perlawan yang keras terhadap Belanda yang semakin sewenang – wenang terhadap masyarakat pribumi. Tahun 1935, 1938, 1939 Mbah Wongso banyak diserbu oleh tentara belanda. Tepatnya pada tahun 1939 Mbah Wongso pernah ditangkap oleh kolonial Belanda. Pada tahun 1942 Mbah Wongso dan pasuakan Indonesia bernafas sedikit lega karena Belanda pergi dan Jepang menjanjikan kemerdekaan. Tetapi perjuangan Mbah Wongso tidak berakhir beliau tetap menutut kemerdekaan Indonesia dan akhirnya tahun 1945 adalah kepuncakaan moment. Dimana Indonesia merdeka tepatnya tahun 17 agustus 1945. Namanya orang desa dan budaya masih kental peringatkan ini disambut dengan syukuran atas kemerdekaan Indonesia.
Apakah keluarga Mbah Wongso ikut serta seperti Mbah Wongso?
Iya Isteri Mbah Wongso ikut berjuang dengan sebisanya seperti mengajak ibu – ibu desa untuk mengungsi dan menyelamatkan anak –anaknya. Anak – anaknya Mbah Wongso juga berjuang. Pernah ketika itu anak Mbah Wongso atau suami saya bernama Widji Utami di tanggkap dan akan dibunuh dan itu terjadi beberapa kali.
Apakah sekarang masih ada saksi bisu berupa benda – bendanya?
Ada salah satunya rumah yang saya tempati ini. Selain itu dulu pernah senjata – senjata pasukan Indonesia yang melarikan diri dari serbuan penjajah di buang oleh Mbah Wongso ke Tambak ( kolam ikan) di belakang rumah untuk menghilangkan jejak dari kecurigaan tentara Belanda. Tetapi tidak tau kemana sekarang senjatanya mungkin terpendam tanah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar