PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN SEJARAH
MAKALAH
UNTUK
MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Pengantar Ilmu Sejarah
yang dibina
oleh Ibu Indah Wahyu Puji Utami, S.pd., S.Hum., M.pd
oleh
Fensis
Afifatul Hidayah (130731616735)
Muhammad Rofiul Alim (130731615746)
Pebri Ramdani (130731615714)
Tito Dwi Rivianto (130731607279)
Wayu Untoro (130731616746)
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN SEJARAH
September 2013
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan
kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas membuat makalah ini. Dalam pembuatan
makalah ini, banyak kesulitan yang kami alami terutama disebabkan oleh
kurangnya pengetahuan. Namun berkat bimbingan dan bantuan dari semua pihak
akhirnya makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Oleh karena itu,
kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini, khususnya kepada Dosen Kami. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
Begitu pula dengan makalah yang kami buat ini yang masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran agar makalah ini menjadi lebih baik serta berdaya guna dimasa yang akan datang.
Begitu pula dengan makalah yang kami buat ini yang masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran agar makalah ini menjadi lebih baik serta berdaya guna dimasa yang akan datang.
Malang,10
september 2013
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA
PENGANTAR.......................................................................................
i
DAFTAR ISI.....................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.....................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah................................................................
1
1.3 Tujuan..................................................................................
2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Istilah Sejarah......................................................................
3
2.2 Konsep Sejarah....................................................................
3
2.3 Pengertian Prinsip................................................................
3
2.4 Prinsip Pembelajaran Sejarah..............................................
4
2.5 Pembelajaran Sejarah dalam Pendidikan Nasional............. 6
2.6 Inti Pembelajaran Sejarah....................................................
6
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan..........................................................................
8
DAFTAR RUJUKAN.......................................................................................
9
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kita tentu sudah
tidak asing lagi dengan slogan “JASMERAH” yang merupakan singkatan dari kalimat
“Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah”. Slogan ini mengingatkan kita untuk
berkaca pada masa lalu guna menentukan baik buruknya masa depan.
Pada dasarnya tujuan sejarah mengambarkan
riwayat manusia. Manusia
menunjukkan eksistensinya melalui pewarisan pengalaman, pewarisan ingatan, kisah / cerita turun temurun. Penulisan sejarah merupakan fenomena
manusiawi tentang eksistensi manusia.antara lain: berkaitan dengan pembentukan
jati diri, cara kita berpikir dan bertindak dipengaruhi oleh sejarah diri
sendiri, manusia juga mempengaruhi sejarah, manusia sebagai agen sejarah, akan
tetapi tidak semua manusia sadar akan posisinya sebagai agen sejarah. Saat ini
sejarah telah menjadi pelajaran penting dari Sekolah dasar hingga Perguruan
Tinggi.
Dalam
sejarah terdapat banyak corak perjuangan, yang meliputi seluruh kehidupan manusia,
kebudayaan, politik, ekonomi, social dan yang lain. Dalam perjuangan itu dengan
nyata orang–orang besar tampil kemuka, aliran–aliran ideology mengubah jiwa manusia
dan bangsa. Peristiwa–peristiwa penting yang mengenai perjuangan itu layak dikenal
dan dipahami. Sejarah Indonesia di pandang dari sudut social–politik dan kebudayaan
serta ekonomi sebagai sector penting. Dalam ini tidak berarti bahwa pelajaran sejarah
yang sedemikian lampau subjektif sifatnya. Peran sejarah disini bahwa pelajaran
dan pembelajaran sejarah diarahkan untuk pembaharuan integral.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana prinsip–prinsip
pembelajaran sejarah?
1.2 Tujuan
Prinsip-prinsip dalam pembelajaran sejarah bertujuan
untuk mengarahkan agar kegiatan pembelajaran dapat berlangsung dengan baik dan
mencapai tujuan yang diharapkan. Menyadarkan kepada
generasi mendatang agar lebih menghargai arti dari sejarah. Serta dapat
menurunkan rasa perjuangan kepada generasi mendatang.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Istilah Sejarah
Ditinjau
dari segi etimologi atau asal kata, “sejarah” berasal dari bahasa Arab
“syajaratun” yang memiliki arti “pohon kayu”
dan bermakna silsilah. Dalam bahasa Belanda disebut “geschiedes”
(geschieden = terjadi), sedangkan dalam baghasa Inggris adalah “history”. Dalam
bahasa Indonesia, sejarah berarti kejadian yang benar-benar telah terjadi, dan
telah diteliti oleh penulis sejarah dari masa ke masa.
“Sejarah
ialah ilmu pengetahuan dengan umumnya, yang berhubungan dengan ceritera
bertarikh sebagai hasil penafsiran kejadian-kejadian dalam masyarakat manusia
pada waktu yang telah lampau, atau tanda-tanda yang laun”. (Yamin, 1957).
2.2 Konsep Sejarah
Sejarah
sebagai peristiwa (history as event) adalah kejadian yang telah terjadi di masa
lampau dan brsifat obyektif. Peristiwa ini meninggalkan jejak yang dapat berupa
catatan, foto, prasasti, hasil kebudayaan, memori / ingatan, dsb.
Sejarah
sebagai kisah (history as narrative) merupakan cerita yang disusun berdasarkan
tafsiran manusia terhadap kejadian pada masa lampau (bersifat subyektif).
Sejarah
sebagai ilmu (history as science) adalah kejadian pada masa lampau yang disusun
secara sistematis yang harus memenuhi prosedur, metode, dan teknik ilmiah.
Bersifat subyektif, sesuai dengan data dan fakta. Dalam kosep ini, sejarah
bertujuan untuk mengungkap masa lampau.
2.3 Pengertian Prinsip
Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia, prinsip merupakan asas, kebenaran yang menjadi
pokok dasar orang berfikir, bertindak, dan sebagainya. Dengan kata lain,
prinsip merupakan petunjuk arah layaknya kompas yang mendasari pola pikir dan
tindakan manusia. Dengan memiliki prinsip, kehidupan akan terarah dan memiliki
tujuan yang jelas. Dalam hubungan ini, maka
pembelajaran sejarah membentuk jiwa manusia.
2.4 Prinsip Pembelajaran
Sejarah
Prinsip pembelajaran merupakan bagian
penting yang harus diketahui bagi seorang pengajar untuk membuat acuan sehingga
proses pembelajaran dapat berjalan lebih efektif. Berikut adalah
prinsip-prinsip pembelajaran yang perlu diketahui :
2.4.1 Prinsip Perhatian dan Motivasi
Perhatian merupakan langkah awal dalam memicu aktivitas
pembelajaran. Motivasi berkaitan erat dengan minat, seseorang yang memiliki
minat lebih tinggi akan menimbulkan motivasi dalam belajar. Motivasi yang
tinggi berpengaruh dalam proses pembelajaran dalam menentukan arah perbuatan
pada tujuan yang hendak dicapai.
2.4.2 Prinsip Keaktifan
Pada dasarnya, belajar merupakan proses aktiv
dimana seseorang merespon suatu pembelajaran untuk mengubah perilaku. Peserta
didik tidak hanya menerima konsep-konsep yang diberikan pengajar, tapi juga
berpartisipasi dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini, pengajar perlu
menciptakan suasana yang dapat melibatkan peserta didik. Pengajar hanya
membimbing dan mengarahkan, sementara peserta didik sebagai pusat pembelajaran.
2.4.3 Prinsip Keterlibatan Langsung/Berpengalaman
Setiap individu harus melibatkan diri dalam kegiatan belajar.
keterlibatan langsung sangat penting karena yang melakukan kegiatan belajar
adalah peserta didik itu sendiri. Dengan terlibat langsung, peserta didik
diharapkan mendapat rangsangan yang dapat menjadi pengalaman.
2.4.4 Prinsip
Pengulangan
Untuk menguasai suatu materi membutuhkan waktu yang tidak
singkat. Pengulangan belajar perlu dilakukan untuk tetap mengingat informasi
yang didapat. Teori yang dianggap memiliki kaitan erat dengan
prinsip pengulangan adalah yang dikemukakan oleh psikologi daya. Menurut teori
daya bahwa manusia memiliki sejumlah daya seperti mengamati, mengingat,
mengkhayal, merasakan, berfikir, dan lain sebagainya. Oleh karna itu menurut
teori ini, belajar adalah melebihi daya-daya dengan pengulangan dimaksudkan
agar setiap daya yang dimiliki oleh manusia dapat terarah sehingga menjadi lebih peka dan
berkembang.
2.4.5 Prinsip
Tantangan
Tugas sulit yang mengandung tantangan dalam batas
kesanggupan akan merangsang untuk mengeluarkan segenap tenaga untuk
memecahkannya. Implikasi lain dari adanya bahan belajar
yang dikemas dalam suatu kondisi yang menantang, seperti yang mengandung masalah
yang perlu dipecahkan, peserta didik
akan tertantang untuk mempelajarinya. Dengan kata lain, pembelajaran yang
memberi kesempatan untuk turut menemukan konsep-konsep,prinsip-prinsip dan generalisasi
akan menyebabkannya berusaha
mencari dan menemukan konsep-konsep-konsep, prinsp-prinsip dan generalisasi
tersebut.
2.4.6 Prinsip Balikan dan Penguatan
Balikan yang menyenangkan akan berpengaruh
baik pada proses belajar selanjutnya. Balikan yang segera diperoleh setelah belajar melalui
pengamatan melalui metode-metode pembelaran yang menantang, seperti Tanya
jawab, diskusi, eksperimen, metode penemuan dan yang sejenisnya akan menimbulkan dorongan untuk belajar lebih giat dan bersemangat.
Penguatan dapat
diartikan sebagai segala bentuk respon baik bersifat verbal maupun non verbal.
2.4.7 Prinsip Perbedaan Individual
Perbedaan individual dalam belajar, yaitu bahwa proses
belajar yang terjadi pada setiap individu berbeda satu dengan yang lain baik
secara fisik maupun psikism. Prinsip menghormati
perbedaan individual mengatakan bahwa setiap orang mempunyai cara yang
tersendiri dan unik mempelajari sesuatu.
Setiap manusia adalah individu yang mempunyai kepribadian dan kejiwaan yang khas. Secara psikologis, prinsip perbedaan individualitas sangat penting diperhatikan.
Setiap manusia adalah individu yang mempunyai kepribadian dan kejiwaan yang khas. Secara psikologis, prinsip perbedaan individualitas sangat penting diperhatikan.
2.5 Pembelajaran Sejarah dalam Pendidikan Nasional
Tujuan
pendidikan sejarah nasional adalah terwujudnya pancasila. Hal ini mengandung
arti bahwa cita–cita itu belum tercapai dan sedang diperjuangkan agar terwujud.
Karena
manusia bukan Tuhan yang dapat mewujudkan sesuatu dengan Kun fayakun,
maka
manusia membuat sesuatu dari bahan
yang sudah ada. Manusia pancasila harus di wujudkan dari keadaan masa kini, dan
agar terwujud maksud itu semestinya di pahami benar–benar tentang cita-cita
pancasila dan keadaan Indonesia masa kini. Dengan demikian cara mendapat
kekuatan–kekuatan yang mewujudkan cita–cita itu dan akan jelas pula
factor–factor yang menghambat pelaksanaan cita-cita tersebut. Sejarah nasional
melukiskan tentang perkembangan manusia Indonesia dari masa ke masa yang dapat
diambil untuk mewujudkan cita–cita bangsa.
Agar pembelajaran sejarah
berhasil baik, metode yang harus dipergunakan adalah “ingatan historis” .
metode ini menjadikan siswa mengetahui peristiwa-peristiwa penting tanpa harus
hafalan. Supaya ingatan historis ini
bertahan lama perlu disertai “ingatan emosional”.
Ingatan jenis ini adalah ingatan
yang terbentuk dengan melibatkan emosi hingga bias melibatkan dan menumbuhkan
kesadaran dalam diri siswa dan menggali
lebih jauh serta memaknai arti dari
sejarah itu sendiri.
2.6 Inti Pembelajaran
Sejarah
Pada umumnya, sejarah
merupakan penggambaran riwayat manusia. Maka seharusnya riwayat tersebut dapat
dijadikan sebagai pembelajaran untuk membimbing manusia menuju masa depan yang
lebih baik.
Inti sejarah ialah
manusia, maka pembelajaran
sejarah memperkenalakan kehidupan yang pernah terjadi pada manusia di masa lampau. Dapat
ditegaskan bahwa tujuan pembelajaran
sejarah pada umumnya ialah memperkenalkan tentang manusia untuk mencapai kehidupan
yang bebas, bahagia, adil, dan makmur, serta menyadarkan tentang dasar dan tujuan
kehidupan manusia berjuang pada umumnya. Masa depan tidak dapat dilihat, tapi bisa ditentukan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sejalan dengan definisi
prinsip yang telah dipaparkan, prinsip sebagai kompas pemikiran dan tingkah
laku juga diperlukan dalam pembelajaran sebagai acuan proses belajar sehingga
dapat mencapai kualitas yang ideal. Oleh sebab itu, prinsip-prinsip pembelajaran
perlu diketahui oleh pengajar untuk mendasari setiap proses belajar.
Pembelajaran
sejarah yang baik adalah pembelajaran yang mampu menumbuhkan kemampuan individu
untuk melakukan kontruksi . Belajar
sejarah berarti peserta didik mampu
berpikir kritis dan mampu mengkaji setiap perubahan di lingkungannya serta
menumbuhkan kesadaran akan perubahan dan nilai-nilai yang terkandung dalam
peristiwa sejarah.
DAFTAR RUJUKAN
Ali, M. 2006. Pengantar Ilmu Sejarah Indonesia. Jogjakarta:
LKiS.
Arassh. 2013. Prisip-prinsip Pembelajaran, (Online), (http://arassh.wordpress.com/2013/03/22/prinsip-prinsip-pembelajaran-2/).
Indah. 2013. Pengertian
dan Definisi Prinsip, (Online), (http://carapedia.com/pengertian_definisi_prinsip_info2118.html), diakses 10 September 2013.
Kuntowijoyo. 2004. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Bentang.
Oktaphia. 2013. Jas
Merah, (Online), (http://okthaphiajourney.wordpress.com/jas-merah/), diakses 10 September 2013.
Sjamsuddin, H., Ismaun. 1996. Pengantar Ilmu Sejarah. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Akademik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar