Jumat, 13 September 2013

PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN SEJARAH

PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN SEJARAH


MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Pengantar Ilmu Sejarah
yang dibina oleh Ibu Indah Wahyu Puji Utami, S.pd., S.Hum., M.pd


oleh
Fensis Afifatul Hidayah         (130731616735)
Muhammad Rofiul Alim         (130731615746)
Pebri Ramdani                                    (130731615714)
Tito Dwi Rivianto                   (130731607279)
Wayu Untoro                          (130731616746)





UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN SEJARAH
September 2013
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas membuat makalah ini. Dalam pembuatan makalah ini, banyak kesulitan yang kami alami terutama disebabkan oleh kurangnya pengetahuan. Namun berkat bimbingan dan bantuan dari semua pihak akhirnya makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, khususnya kepada Dosen Kami. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
 Begitu pula dengan makalah yang kami buat ini yang masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran agar makalah ini menjadi lebih baik serta berdaya guna dimasa yang akan datang.

                                                                     Malang,10 september 2013

                                                                                                         Penulis













DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI..................................................................................................... ii
BAB I             PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang..................................................................... 1
1.2  Rumusan Masalah................................................................ 1
1.3  Tujuan.................................................................................. 2
BAB II                        PEMBAHASAN
2.1 Istilah Sejarah...................................................................... 3
2.2 Konsep Sejarah.................................................................... 3
2.3 Pengertian Prinsip................................................................ 3
2.4 Prinsip Pembelajaran Sejarah.............................................. 4
2.5 Pembelajaran Sejarah dalam Pendidikan Nasional............. 6
2.6 Inti Pembelajaran Sejarah.................................................... 6
BAB III          PENUTUP
3.1 Kesimpulan.......................................................................... 8
DAFTAR RUJUKAN....................................................................................... 9

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Kita tentu sudah tidak asing lagi dengan slogan “JASMERAH” yang merupakan singkatan dari kalimat “Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah”. Slogan ini mengingatkan kita untuk berkaca pada masa lalu guna menentukan baik buruknya masa depan.
            Pada dasarnya tujuan sejarah mengambarkan riwayat manusia. Manusia menunjukkan eksistensinya melalui pewarisan pengalaman, pewarisan ingatan,  kisah / cerita turun temurun.  Penulisan sejarah merupakan fenomena manusiawi tentang eksistensi manusia.antara lain: berkaitan dengan pembentukan jati diri, cara kita berpikir dan bertindak dipengaruhi oleh sejarah diri sendiri, manusia juga mempengaruhi sejarah, manusia sebagai agen sejarah, akan tetapi tidak semua manusia sadar akan posisinya sebagai agen sejarah. Saat ini sejarah telah menjadi pelajaran penting dari Sekolah dasar hingga Perguruan Tinggi.
 Dalam sejarah terdapat banyak corak perjuangan, yang meliputi seluruh kehidupan manusia, kebudayaan, politik, ekonomi, social dan yang lain. Dalam perjuangan itu dengan nyata orang–orang besar tampil kemuka, aliran–aliran ideology mengubah jiwa manusia dan bangsa. Peristiwa–peristiwa penting yang mengenai perjuangan itu layak dikenal dan dipahami. Sejarah Indonesia di pandang dari sudut social–politik dan kebudayaan serta ekonomi sebagai sector penting. Dalam ini tidak berarti bahwa pelajaran sejarah yang sedemikian lampau subjektif sifatnya. Peran sejarah disini bahwa pelajaran dan pembelajaran sejarah diarahkan untuk pembaharuan integral.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana prinsip–prinsip pembelajaran sejarah?

1.2  Tujuan
Prinsip-prinsip dalam pembelajaran sejarah bertujuan untuk mengarahkan agar kegiatan pembelajaran dapat berlangsung dengan baik dan mencapai tujuan yang diharapkan. Menyadarkan kepada generasi mendatang agar lebih menghargai arti dari sejarah. Serta dapat menurunkan rasa perjuangan kepada generasi mendatang.


















BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Istilah Sejarah
Ditinjau dari segi etimologi atau asal kata, “sejarah” berasal dari bahasa Arab “syajaratun” yang memiliki arti “pohon kayu”  dan bermakna silsilah. Dalam bahasa Belanda disebut “geschiedes” (geschieden = terjadi), sedangkan dalam baghasa Inggris adalah “history”. Dalam bahasa Indonesia, sejarah berarti kejadian yang benar-benar telah terjadi, dan telah diteliti oleh penulis sejarah dari masa ke masa.
“Sejarah ialah ilmu pengetahuan dengan umumnya, yang berhubungan dengan ceritera bertarikh sebagai hasil penafsiran kejadian-kejadian dalam masyarakat manusia pada waktu yang telah lampau, atau tanda-tanda yang laun”. (Yamin, 1957).
2.2 Konsep Sejarah
Sejarah sebagai peristiwa (history as event) adalah kejadian yang telah terjadi di masa lampau dan brsifat obyektif. Peristiwa ini meninggalkan jejak yang dapat berupa catatan, foto, prasasti, hasil kebudayaan, memori / ingatan, dsb.
Sejarah sebagai kisah (history as narrative) merupakan cerita yang disusun berdasarkan tafsiran manusia terhadap kejadian pada masa lampau (bersifat subyektif).
Sejarah sebagai ilmu (history as science) adalah kejadian pada masa lampau yang disusun secara sistematis yang harus memenuhi prosedur, metode, dan teknik ilmiah. Bersifat subyektif, sesuai dengan data dan fakta. Dalam kosep ini, sejarah bertujuan untuk mengungkap masa lampau.
2.3 Pengertian Prinsip
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, prinsip merupakan asas, kebenaran yang menjadi pokok dasar orang berfikir, bertindak, dan sebagainya. Dengan kata lain, prinsip merupakan petunjuk arah layaknya kompas yang mendasari pola pikir dan tindakan manusia. Dengan memiliki prinsip, kehidupan akan terarah dan memiliki tujuan yang jelas. Dalam hubungan ini, maka pembelajaran sejarah membentuk jiwa manusia.
2.4 Prinsip Pembelajaran Sejarah
Prinsip pembelajaran merupakan bagian penting yang harus diketahui bagi seorang pengajar untuk membuat acuan sehingga proses pembelajaran dapat berjalan lebih efektif. Berikut adalah prinsip-prinsip pembelajaran yang perlu diketahui :
2.4.1   Prinsip Perhatian dan Motivasi
Perhatian merupakan  langkah awal dalam memicu aktivitas pembelajaran. Motivasi berkaitan erat dengan minat, seseorang yang memiliki minat lebih tinggi akan menimbulkan motivasi dalam belajar. Motivasi yang tinggi berpengaruh dalam proses pembelajaran dalam menentukan arah perbuatan pada tujuan yang hendak dicapai.
2.4.2   Prinsip Keaktifan
Pada dasarnya, belajar merupakan proses aktiv dimana seseorang merespon suatu pembelajaran untuk mengubah perilaku. Peserta didik tidak hanya menerima konsep-konsep yang diberikan pengajar, tapi juga berpartisipasi dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini, pengajar perlu menciptakan suasana yang dapat melibatkan peserta didik. Pengajar hanya membimbing dan mengarahkan, sementara peserta didik sebagai pusat pembelajaran.
2.4.3   Prinsip Keterlibatan Langsung/Berpengalaman
Setiap individu harus melibatkan diri dalam kegiatan belajar. keterlibatan langsung sangat penting karena yang melakukan kegiatan belajar adalah peserta didik itu sendiri. Dengan terlibat langsung, peserta didik diharapkan mendapat rangsangan yang dapat menjadi pengalaman.
2.4.4   Prinsip Pengulangan
Untuk menguasai suatu materi membutuhkan waktu yang tidak singkat. Pengulangan belajar perlu dilakukan untuk tetap mengingat informasi yang didapat. Teori yang dianggap memiliki kaitan erat dengan prinsip pengulangan adalah yang dikemukakan oleh psikologi daya. Menurut teori daya bahwa manusia memiliki sejumlah daya seperti mengamati, mengingat, mengkhayal, merasakan, berfikir, dan lain sebagainya. Oleh karna itu menurut teori ini, belajar adalah melebihi daya-daya dengan pengulangan dimaksudkan agar setiap daya yang dimiliki oleh manusia dapat terarah sehingga menjadi lebih peka dan berkembang.
2.4.5   Prinsip Tantangan
Tugas sulit yang mengandung tantangan dalam batas kesanggupan akan merangsang untuk mengeluarkan segenap tenaga untuk memecahkannya. Implikasi lain dari adanya bahan belajar yang dikemas dalam suatu kondisi yang menantang, seperti yang mengandung masalah yang perlu dipecahkan, peserta didik akan tertantang untuk mempelajarinya. Dengan kata lain, pembelajaran yang memberi kesempatan untuk turut menemukan konsep-konsep,prinsip-prinsip dan generalisasi akan menyebabkannya berusaha mencari dan menemukan konsep-konsep-konsep, prinsp-prinsip dan generalisasi tersebut.
2.4.6   Prinsip Balikan dan Penguatan
Balikan yang menyenangkan akan berpengaruh baik pada proses belajar selanjutnya. Balikan yang segera diperoleh setelah belajar melalui pengamatan melalui metode-metode pembelaran yang menantang, seperti Tanya jawab, diskusi, eksperimen, metode penemuan dan yang sejenisnya akan menimbulkan dorongan untuk belajar lebih giat dan bersemangat.
Penguatan dapat diartikan sebagai segala bentuk respon baik bersifat verbal maupun non verbal.
2.4.7   Prinsip Perbedaan Individual
Perbedaan individual dalam belajar, yaitu bahwa proses belajar yang terjadi pada setiap individu berbeda satu dengan yang lain baik secara fisik maupun psikism. Prinsip menghormati perbedaan individual mengatakan bahwa setiap orang mempunyai cara yang tersendiri dan unik mempelajari sesuatu.
Setiap manusia adalah individu yang mempunyai kepribadian dan kejiwaan yang khas. Secara psikologis, prinsip perbedaan individualitas sangat penting diperhatikan
.
2.5 Pembelajaran Sejarah dalam Pendidikan Nasional
            Tujuan pendidikan sejarah nasional adalah terwujudnya pancasila. Hal ini mengandung arti bahwa cita–cita itu belum tercapai dan sedang diperjuangkan agar terwujud. Karena manusia bukan Tuhan yang dapat mewujudkan sesuatu dengan Kun fayakun, maka manusia membuat sesuatu dari bahan yang sudah ada. Manusia pancasila harus di wujudkan dari keadaan masa kini, dan agar terwujud maksud itu semestinya di pahami benar–benar tentang cita-cita pancasila dan keadaan Indonesia masa kini. Dengan demikian cara mendapat kekuatan–kekuatan yang mewujudkan cita–cita itu dan akan jelas pula factor–factor yang menghambat pelaksanaan cita-cita tersebut. Sejarah nasional melukiskan tentang perkembangan manusia Indonesia dari masa ke masa yang dapat diambil untuk mewujudkan cita–cita bangsa.
Agar pembelajaran sejarah berhasil baik, metode yang harus dipergunakan adalah “ingatan historis” . metode ini menjadikan siswa mengetahui peristiwa-peristiwa penting tanpa harus hafalan.  Supaya ingatan historis ini bertahan lama perlu disertai “ingatan emosional”.
Ingatan jenis ini adalah ingatan yang terbentuk dengan melibatkan emosi hingga bias melibatkan dan menumbuhkan kesadaran dalam diri  siswa dan menggali lebih jauh  serta memaknai arti dari sejarah itu sendiri.
2.6 Inti Pembelajaran Sejarah
Pada umumnya, sejarah merupakan penggambaran riwayat manusia. Maka seharusnya riwayat tersebut dapat dijadikan sebagai pembelajaran untuk membimbing manusia menuju masa depan yang lebih baik.
Inti sejarah ialah manusia, maka pembelajaran sejarah memperkenalakan kehidupan yang pernah terjadi pada manusia di masa lampau. Dapat ditegaskan bahwa tujuan pembelajaran sejarah pada umumnya ialah memperkenalkan tentang manusia untuk mencapai kehidupan yang bebas, bahagia, adil, dan makmur, serta menyadarkan tentang dasar dan tujuan kehidupan manusia berjuang pada umumnya. Masa depan tidak dapat dilihat, tapi bisa ditentukan.






























BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sejalan dengan definisi prinsip yang telah dipaparkan, prinsip sebagai kompas pemikiran dan tingkah laku juga diperlukan dalam pembelajaran sebagai acuan proses belajar sehingga dapat mencapai kualitas yang ideal. Oleh sebab itu, prinsip-prinsip pembelajaran perlu diketahui oleh pengajar untuk mendasari setiap proses belajar.
Pembelajaran sejarah yang baik adalah pembelajaran yang mampu menumbuhkan kemampuan individu untuk melakukan kontruksi .  Belajar sejarah  berarti peserta didik mampu berpikir kritis dan mampu mengkaji setiap perubahan di lingkungannya serta menumbuhkan kesadaran akan perubahan dan nilai-nilai yang terkandung dalam peristiwa sejarah.












DAFTAR RUJUKAN

Ali, M. 2006. Pengantar Ilmu Sejarah Indonesia. Jogjakarta: LKiS.
Arassh. 2013. Prisip-prinsip Pembelajaran, (Online), (http://arassh.wordpress.com/2013/03/22/prinsip-prinsip-pembelajaran-2/).
Indah. 2013. Pengertian dan Definisi Prinsip, (Online), (http://carapedia.com/pengertian_definisi_prinsip_info2118.html), diakses 10 September 2013.
Kuntowijoyo. 2004. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Bentang.
Oktaphia. 2013. Jas Merah, (Online), (http://okthaphiajourney.wordpress.com/jas-merah/), diakses 10 September 2013.
Sjamsuddin, H., Ismaun. 1996. Pengantar Ilmu Sejarah. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Akademik.










Tidak ada komentar:

Posting Komentar