Jumat, 13 September 2013

PERIODISASI SEBAGAI DASAR SUSUNAN CERITA SEJAR



PERIODISASI SEBAGAI DASAR SUSUNAN CERITA SEJARAH






MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Pengantar Ilmu Sejarah
yang dibina oleh Bapak Prof. Dr. Haryono, M. Pd






oleh
Danang Setyawan           (130731607240)
Heni Kusdianti                (130731615703)
Hidayatullah                    (130731607233)
Muhammad Furqan         (130731607249)
Sindi Seviani                   (130731616744)














UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH
September 2013
DAFTAR ISI
                                                                                                                      Halaman
DAFTAR ISI ....................................................................................................        i
BAB I PENDAHULUAN
            A. Latar Belakang .................................................................................       1            B. Masalah atau Topik Bahasan .............................................................................................................       1
            C. Tujuan ...............................................................................................       2
BAB II PERIODISASI SEBAGAI DASAR SUSUNAN CERITA SEJARAH
A.    Pengertian Periodisasi .....................................................................       3
B.     Tujuan Periodisasi ...........................................................................       3
C.     Jenis-jenis Periodisasi ......................................................................       4
D.    Hal-hal yang Mempengaruhi Periodisasi .........................................       7
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan ......................................................................................       8
B.     Saran ................................................................................................       8
DAFTAR RUJUKAN ......................................................................................       9













BAB I
PENDAHULUAN
A.               Latar Belakang
Sejarah merupakan proses perjalanan waktu yang sangat luas dan panjang. Di dalamnya mengandung banyak cerita yang akan terus bertambah dan berkembang seiring dengan berjalannya waktu serta munculnya hasil penelitian-penelitian baru oleh para sejarawan.
Jika pada zamannya dahulu Socrates dapat menguasai seluruh ilmu, maka tidak dengan manusia setelah 25 abad kemudian (sekarang). Ilmu pengetahuan terus berkembang dan muncul pengetahuan-pengetahuan baru. Ilmu sudah begitu meluas  dan mendalam. Demikian beragamnya ilmu pengetahuan sehingga seorang pribadi tidak mungkin mampu menguasai ilmu itu seluruhnya. Seperti yang dikatakan oleh Rene Sedillot dalam bukunya The History of theWorld: The sum of human knowledge is now so great that a single brain cannot contain the whole of it.” Oleh sebab itulah para sejarawan melakukan pembagian-pembagian dan penggolongan-penggolongan sejarah dalam babak-babak. Deretan kejadian peristiwa dalam waktu dibagi-bagi agar susunannya dapat tampak dengan lebih jelas sehingga dapat lebih mudah dalam memahami rangkaian peristiwa-peristiwa sejarah tersebut. Pembagian semacam inilah yang biasa disebut sebagai periodisasi/pembabakan waktu.

B.               Masalah atau Topik Bahasan
1.                    Menjelaskan tentang pengertian periodisasi
2.                    Menjelaskan tentang tujuan periodisasi



3.                    Menjelaskan tentang jenis-jenis periodisasi
4.                    Menjelaskan tentang hal-hal yang mempengaruhi periodisasi

C.               Tujuan
1.                    Mengetahui pengertian periodisasi
2.                    Mengetahui tujuan periodisasi
3.                    Mengetahui jenis-jenis periodisasi
4.                    Mengetahui hal-hal yang memperngaruhi periodisasi



















BAB II
PERIODISASI SEBAGAI DASAR SUSUNAN CERITA SEJARAH
A.               Pengertian Periodisasi
Istilah asing untuk periodisasi adalah serialization (Inggris; serial ‘babak’), periodisering (Belanda; periode ‘babak’). Periodisasi adalah proses strukturisasi waktu dalam sejarah dengan  pembagian atas beberapa babak, zaman atau periode. Peristiwa-peristiwa masa lampau yang begitu banyak dibagi-bagi dan dikelompokkan menurut sifat, unit, atau bentuk sehingga membentuk satu kesatuan waktu tertentu.
Susunan cerita sejarah ditentukan oleh deretan kejadian peristiwa dalam waktu. Deretan-deretan waktu peristiwa tersebut tidak dapat diubah maupun dipindahkan. Akan tetapi, deretan tersebut dapat dipotong-potong, dibagi-bagi, dihimpun dan disusun dalam beberapa babak. Setiap babak memiliki karakteristiknya masing-masing yang dapat membedakannya antara babak yang satu dengan yang lain. Pembagian semacam ini biasa disebut sebagai periodisasi, penzamanan (membagi dalam beberapa zaman), pembagian waktu, maupun babakan waktu (waktu dibagi-bagi dalam beberapa babak). Peristiwa-peristiwa yang telah diklasifikasikan itu disusun secara kronologis berdasarkan urutan waktu kejadiannya.

B.               Tujuan Periodisasi
Adapun tujuan dilakukannya periodisasi adalah:
1.      Memudahkan dalam mendapatkan suatu gambaran tentang kejadian-peristiwa seluruhnya


Jumlah tahun kejadian peristiwa sangatlah banyak sehingga rangkaian-rangkaian tahun dan sebagainya itu merupakan deretan yang tak berujung dan tak berpangkal. Untuk mendapatkan suatu gambaran atau pandangan maka deretan tersebut pun dibagi-bagi (M.Ali, 2006: 49).
2.      Menyederhanakan kisah sejarah yang panjang dan rumit
Dalam menghadapi keruwetan, pikiran mengurai-uraikan, melakukan pembagian-pembagian dan penggolongan-penggolongan. Gambaran yang ruwet pun disederhanakan dan diikhtisarkan menjadi satu tatanan (Orde). Sehingga memudahkan pengertian (Sidi Gazalba, 1981:62).
3.    Memenuhi persyaratan sistematika ilmu pengetahuan
Salah satu syarat ilmupengetahuan adalah memiliki sifat sistematis. Semua peristiwa masa lampau dikelompokkan, dihubungkan, kemudian dikaitkan dan disusun secara sistematis.
4.    Sebagai dasar penyusunan cerita sejarah
Louis Gotsschalk (1983:149) menyimpulkan “penyusunan data sejarah yang paling masuk akal adalah penyusunan secara kronologis, yakni dalam periode-periode waktu. Sebabnya yalah karena kronologi kiranya merupakan satu-satunya norma obyektif dan konstan yang harus diperhitungkan oleh sejarawan.”
5.      Mengetahui peristiwa sejarah secara kronologis
Penyusunan cerita sejarah secara kronologis memudahkan kita dalam mengetahui urut-urutan terjadinya suatu peristiwa. Kronologi menghindarkan kita dari keharusan mengulangi kisah mengenai peristiwa-peristiwa yang sama. Periodisasi yang kronologis dapat mengungkapkan dan menjelaskan sebab-akibat suatu peristiwa.

C.               Jenis-jenis Periodisasi
Periodisai memberikan bentuk dan corak tersendiri pada bahan sejarah yang tidak ada batas-batasnya. Karakteristik itulah yang menjadi pembeda antara babak yang satu dengan yang lain. Ada beberapa factor yang dijadikan kriteria dalam menyusun konsep periodisasi sejarah, antara lain:
1.       Berdasarkan satuan waktu kronologis
Periodisasi berdasarkan waktu merupakan cara paling sederhana dalam melakukan periodisasi. Periodisasi ini biasanya dibulatkan berdasarkan tahun maupun abad, misalnya:
a)   1529: Peperangan antara tentara Portugis dengan  tentara Spanyol di Indonesia.
1546: Philipina jatuh ke tangan Spanyol sementara Ambon dan Ternate jatuh ke ptangan Portugis.
b)   Sejarah Perancis dalam abad ke-9 SM
Sejarah Perancis dalam abad ke-4 SM
Namun, periodisasi dengan cara ini kurang efektif. Hal ini diibaratkan memasang patok-patok kilometer yang konstan pada suatu  jalan. Patok-patok waktu tersebut tidak berbicara apapun mengenai apa yang terjadi di dalamnya. Periodisasi ini tidak memberi corak/perbedaan peristiwa atau klasifikasi kejadian yang dikandungnya. Yang ada hanyalah perbadaan waktu itu sendiri.

2.      Berdasarkan ciri-ciri yang dikandung oleh kejadian-kejadian
Periodisasi ini tidak menjadikan waktu sebagai pembatas utama dalam mengelompokkan sejarah melainkan mengambil ciri-ciri utama dari suatu kejadian-kejadian untuk menjadi pembatas sejarah itu sendiri.  Walaupun demikian, setiap periodisasi tidak dapat lepas dari waktu. Setiap kejadian pasti terikat oleh waktu. Sebab setiap kejadian berlangsung dalam waktu. Oleh karenanya, meskipun waktu bukanlah pemnbatas utamanya, namun periodisasi ini tetap diikat atau dihubungkan pada waktu. Sebagai contoh: Seperti yang diungkapkan oleh  Prof. Moh. Yamin dalam bukunya  6000 Tahun Sang Saka Merah Putih (1957), periodisasi sejarah Indonesia dibagi menjadi enam bagian:
a)   Zaman prasejarah sampai permulaan Tarikh Masehi
b)   Zaman Protohistoris atau mula sejarah Indonesia (permulaan Tarikh Masehi-abad ke-7)
c)   Zaman Sriwijaya Syailendra (abad 7-12)
d)  Zaman Singosari  Majapahit (abad 13-16)
e)   Zaman Penyusunan Kemerdekaan Indonesia (abad 16-19)
f)    Abad Proklamasi Kemerdekaan (awal abad 20-pertengahan abad 20) (Ismaun, dkk, 1996: 45)

3. Berdasarkan ranting
Ilmu pengetahuan yang semakin berkembang luas dan kaya isinya memerlukan diferensiasi. Begitu pula sejarah sebagai ilmu juga melakukan diferensiasi dalam “ranting”. Hal ini memudahkan kita dalam memusatkan perhatian pada bagian-bagian khusus dari sejarah. Hal ini memungkinkan dalam menyejarahkan bidang-bidang kegiatan manusia secara lebih dalam dan seksama untuk memudahkan mengusasai seluruh fakta masa lalu yang beraneka macam ragamnya secara terperinci. Adapun ranting-ranting ilmu sejarah adalah sebagai berikut:
a)      Sejarah ekonomi
b)      Sejarah politik
c)      Sejarah perang
d)     Sejarah konstitusi
e)      Sejarah social, dll.
Semua ranting tersebut akan berhimpun dalam sejarah sebagai ilmu. Pada kedudukan tertinggi semua ranting akan bersatu dalam sejarah manusia.

Periodisasi antar negara satu dengan negara yang lain tentu tidak sama. Sementara itu, periodisasi sejarah dunia disusun atas dasar objektif dengan memperhatikan syarat ilmiah secara universal.


D.               Hal-hal yang Mempengaruhi Periodisasi
Periodisasi sejarah sebagai dasar penyusunan cerita sejarah sangat dipengaruhi oleh sejarawan itu sendiri. Perbedaan batas-batas pengkurunan berbeda antara sejarawan yang satu dengan yang lain. Periodisasi sejarah merupakan pendapat para sejarawan berdasarkan tafsiran dari pengamatannya. Oleh sebab itu periodisasi bersifat subyektif dan seringkali menimbulkan perbedaan pendapat/pandangan antara sejarawan yang satu dengan yang lain. Perbedaan ini disebabkan oleh subjek permasalahan, adanya perbedaan cara penilaian dan cara  berpikir sejarawan itu sendiri. Maka dari itu periodisasi erat hubungannya dengan agama, filsafat, kepercayaan, keyakinan, dan pandangan hidup. Selain itu perbedaan sikap, kebudayaan, dan politik masanya juga dapat mempengaruhi cara berpikir para sejarawan.
Seperti halnya perbedaan pendapat mengenai awal kurun Hindia-Belanda. Ada yang mengatakan setelah seluruh wilayah Indonesia dikuasai Belanda. Ada ppula yang mengatakan bahwa hal itu dimulai sejak Belanda mulai menanamkan kekusasaannya di Indonesia, atau bahkan sejak lahirnya nama Hindia-Belanda itu sendiri.
Babakan waktu merupakan cerminan pandangan hidup penyusun. Kepribadian penyusun tampak didalamnya. M. Ali (2006: 55) menyimpulkan “babakan waktu sebetulnya merupakan rangkaian (intisari) menurut keyakinan seseorang penulis, sehingga sejauh mana pengetahuan seseorang tentang sejarah dapat dilihat dari babakan waktu yang dibuat olehnya.” Maka dari itu, dangkal, dalam, luas atau sempit pengetahuan penyusun tampak dari babakan waktu yang dibuatnya.
           







BAB III
PENUTUP
A.               Kesimpulan
Periodisasi adalah proses strukturisasi waktu dalam sejarah dengan  pembagian atas beberapa babak, zaman atau periode. Periodisasi sejarah memiliki beberapa tujuan antara lain, untuk memudahkan dalam mendapatkan suatu gambaran tentang kejadian-peristiwa seluruhnya, menyederhanakan kisah sejarah yang sangat panjang dan rumit, sebagai dasar penyusunan cerita sejarah, serta mengetahui peristiwa sejarah secara kronologis. Periodisasi sebagai dasar penulisan cerita sejarah juga sangat dipengaruhi oleh pendirian penulis cerita sejarah. Periodisasi sejarah dunia disusun atas dasar objektif dengan memperhatikan syarat ilmiah secara universal.

B.               Saran
Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari sempruna. Oleh sebab itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.







DAFTAR RUJUKAN

Abdillah, A. 2012. Pengantar Ilmu Sejarah, Bandung: Pustaka Setia.
Ali, M. 2006. Pengantar Sejarah Indonesia. Yogyakarta: LkiS.
Gazalba, S. 1981. Pengantar Sejarah sebagai Ilmu. Jakarta: Bharata.
Gottschalk, L. 1983. Mengerti Sejarah. terj. Nugroho Notosusanto. Jakarta: Universitas Indonesia.
Ismaun, dkk. 1996. Pengantar Ilmu Sejarah. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar