PERIODISASI
SEBAGAI DASAR SUSUNAN CERITA SEJARAH
MAKALAH
UNTUK
MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Pengantar Ilmu Sejarah
yang
dibina oleh Bapak Prof. Dr. Haryono, M. Pd
oleh
Danang Setyawan (130731607240)
Heni Kusdianti (130731615703)
Hidayatullah (130731607233)
Muhammad Furqan (130731607249)
Sindi Seviani (130731616744)
UNIVERSITAS
NEGERI MALANG
FAKULTAS
ILMU SOSIAL
JURUSAN
PENDIDIKAN SEJARAH
September
2013
DAFTAR
ISI
Halaman
DAFTAR
ISI .................................................................................................... i
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................. 1 B.
Masalah atau Topik Bahasan ............................................................................................................. 1
C. Tujuan ............................................................................................... 2
BAB
II PERIODISASI SEBAGAI DASAR SUSUNAN CERITA SEJARAH
A.
Pengertian
Periodisasi ..................................................................... 3
B.
Tujuan
Periodisasi ........................................................................... 3
C.
Jenis-jenis
Periodisasi ...................................................................... 4
D.
Hal-hal
yang Mempengaruhi Periodisasi ......................................... 7
BAB
III PENUTUP
A.
Kesimpulan
...................................................................................... 8
B.
Saran
................................................................................................ 8
DAFTAR
RUJUKAN ...................................................................................... 9
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Sejarah
merupakan proses perjalanan waktu yang sangat luas dan panjang. Di dalamnya
mengandung banyak cerita yang akan terus bertambah dan berkembang seiring
dengan berjalannya waktu serta munculnya hasil penelitian-penelitian baru oleh
para sejarawan.
Jika pada
zamannya dahulu Socrates dapat menguasai seluruh ilmu, maka tidak dengan
manusia setelah 25 abad kemudian (sekarang). Ilmu pengetahuan terus berkembang
dan muncul pengetahuan-pengetahuan baru. Ilmu sudah begitu meluas dan mendalam. Demikian beragamnya ilmu
pengetahuan sehingga seorang pribadi tidak mungkin mampu menguasai ilmu itu
seluruhnya. Seperti yang dikatakan oleh Rene Sedillot dalam bukunya The History of theWorld: “The sum of human knowledge is now so great
that a single brain cannot contain the whole of it.” Oleh sebab itulah para
sejarawan melakukan pembagian-pembagian dan penggolongan-penggolongan sejarah
dalam babak-babak. Deretan kejadian peristiwa dalam waktu dibagi-bagi agar
susunannya dapat tampak dengan lebih jelas sehingga dapat lebih mudah dalam
memahami rangkaian peristiwa-peristiwa sejarah tersebut. Pembagian semacam
inilah yang biasa disebut sebagai periodisasi/pembabakan waktu.
B.
Masalah
atau Topik Bahasan
1.
Menjelaskan
tentang pengertian periodisasi
2.
Menjelaskan
tentang tujuan periodisasi
3.
Menjelaskan
tentang jenis-jenis periodisasi
4.
Menjelaskan
tentang hal-hal yang mempengaruhi periodisasi
C.
Tujuan
1.
Mengetahui pengertian periodisasi
2.
Mengetahui tujuan periodisasi
3.
Mengetahui jenis-jenis periodisasi
4.
Mengetahui hal-hal yang memperngaruhi
periodisasi
BAB
II
PERIODISASI
SEBAGAI DASAR SUSUNAN CERITA SEJARAH
A.
Pengertian Periodisasi
Istilah asing untuk periodisasi adalah serialization
(Inggris; serial ‘babak’), periodisering (Belanda; periode ‘babak’). Periodisasi
adalah proses strukturisasi waktu dalam sejarah dengan pembagian atas
beberapa babak, zaman
atau periode. Peristiwa-peristiwa masa
lampau yang begitu banyak dibagi-bagi dan dikelompokkan menurut sifat, unit,
atau bentuk sehingga membentuk satu kesatuan waktu tertentu.
Susunan
cerita sejarah ditentukan oleh deretan kejadian peristiwa dalam waktu.
Deretan-deretan waktu peristiwa tersebut tidak dapat diubah maupun dipindahkan.
Akan tetapi, deretan tersebut dapat dipotong-potong, dibagi-bagi, dihimpun dan
disusun dalam beberapa babak. Setiap babak memiliki karakteristiknya
masing-masing yang dapat membedakannya antara babak yang satu dengan yang lain.
Pembagian semacam ini biasa disebut sebagai periodisasi, penzamanan (membagi
dalam beberapa zaman), pembagian waktu, maupun babakan waktu (waktu dibagi-bagi
dalam beberapa babak). Peristiwa-peristiwa yang telah diklasifikasikan itu
disusun secara kronologis berdasarkan urutan waktu kejadiannya.
B.
Tujuan
Periodisasi
Adapun tujuan dilakukannya
periodisasi adalah:
1.
Memudahkan
dalam mendapatkan suatu gambaran tentang kejadian-peristiwa seluruhnya
Jumlah tahun kejadian
peristiwa sangatlah banyak sehingga rangkaian-rangkaian tahun dan sebagainya
itu merupakan deretan yang tak berujung dan tak berpangkal. Untuk mendapatkan
suatu gambaran atau pandangan maka deretan tersebut pun dibagi-bagi (M.Ali,
2006: 49).
2.
Menyederhanakan
kisah sejarah yang panjang dan rumit
Dalam menghadapi
keruwetan, pikiran mengurai-uraikan, melakukan pembagian-pembagian dan
penggolongan-penggolongan. Gambaran yang ruwet pun disederhanakan dan
diikhtisarkan menjadi satu tatanan (Orde). Sehingga memudahkan pengertian (Sidi Gazalba, 1981:62).
3.
Memenuhi persyaratan sistematika ilmu pengetahuan
Salah satu syarat ilmupengetahuan adalah memiliki sifat sistematis.
Semua peristiwa masa lampau dikelompokkan, dihubungkan, kemudian dikaitkan dan
disusun secara sistematis.
4.
Sebagai
dasar penyusunan cerita sejarah
Louis Gotsschalk (1983:149)
menyimpulkan “penyusunan data sejarah yang paling masuk akal adalah penyusunan
secara kronologis, yakni dalam periode-periode waktu. Sebabnya yalah karena
kronologi kiranya merupakan satu-satunya norma obyektif dan konstan yang harus diperhitungkan
oleh sejarawan.”
5.
Mengetahui
peristiwa sejarah secara kronologis
Penyusunan cerita
sejarah secara kronologis memudahkan kita dalam mengetahui urut-urutan
terjadinya suatu peristiwa. Kronologi menghindarkan kita dari keharusan
mengulangi kisah mengenai peristiwa-peristiwa yang sama. Periodisasi yang
kronologis dapat mengungkapkan dan menjelaskan sebab-akibat suatu peristiwa.
C.
Jenis-jenis Periodisasi
Periodisai
memberikan bentuk dan corak tersendiri pada bahan sejarah yang tidak ada
batas-batasnya. Karakteristik itulah yang
menjadi pembeda antara babak yang satu dengan yang lain. Ada beberapa factor
yang dijadikan kriteria dalam menyusun konsep periodisasi sejarah, antara lain:
1.
Berdasarkan
satuan waktu kronologis
Periodisasi berdasarkan waktu merupakan
cara paling sederhana dalam melakukan periodisasi. Periodisasi ini biasanya
dibulatkan berdasarkan tahun maupun abad, misalnya:
1546: Philipina jatuh ke tangan Spanyol sementara
Ambon dan Ternate jatuh ke ptangan Portugis.
b) Sejarah
Perancis dalam abad ke-9 SM
Sejarah Perancis dalam abad ke-4 SM
Namun,
periodisasi dengan cara ini kurang efektif. Hal ini diibaratkan memasang
patok-patok kilometer yang konstan pada suatu
jalan. Patok-patok waktu tersebut tidak berbicara apapun mengenai apa
yang terjadi di dalamnya. Periodisasi ini tidak memberi corak/perbedaan
peristiwa atau klasifikasi kejadian yang dikandungnya. Yang ada hanyalah
perbadaan waktu itu sendiri.
2.
Berdasarkan
ciri-ciri
yang dikandung oleh kejadian-kejadian
Periodisasi
ini tidak menjadikan waktu sebagai pembatas utama dalam mengelompokkan sejarah
melainkan mengambil ciri-ciri utama dari suatu kejadian-kejadian untuk menjadi
pembatas sejarah itu sendiri. Walaupun
demikian, setiap periodisasi tidak dapat lepas dari waktu. Setiap kejadian
pasti terikat oleh waktu. Sebab setiap kejadian berlangsung dalam waktu. Oleh
karenanya, meskipun waktu bukanlah pemnbatas utamanya, namun periodisasi ini
tetap diikat atau dihubungkan pada waktu. Sebagai contoh: Seperti yang
diungkapkan oleh Prof. Moh. Yamin dalam
bukunya 6000 Tahun Sang Saka Merah Putih (1957), periodisasi sejarah Indonesia dibagi menjadi enam bagian:
a) Zaman
prasejarah sampai permulaan Tarikh Masehi
b) Zaman
Protohistoris atau mula sejarah Indonesia (permulaan Tarikh Masehi-abad ke-7)
c) Zaman
Sriwijaya Syailendra (abad 7-12)
d) Zaman
Singosari Majapahit (abad 13-16)
e) Zaman
Penyusunan Kemerdekaan Indonesia (abad 16-19)
f) Abad
Proklamasi Kemerdekaan (awal abad 20-pertengahan abad 20) (Ismaun, dkk, 1996:
45)
3.
Berdasarkan ranting
Ilmu pengetahuan yang semakin
berkembang luas dan kaya isinya memerlukan diferensiasi. Begitu pula sejarah
sebagai ilmu juga melakukan diferensiasi dalam “ranting”. Hal ini memudahkan
kita dalam memusatkan perhatian pada bagian-bagian khusus dari sejarah. Hal ini
memungkinkan dalam menyejarahkan bidang-bidang kegiatan manusia secara lebih
dalam dan seksama untuk memudahkan mengusasai seluruh fakta masa lalu yang
beraneka macam ragamnya secara terperinci. Adapun ranting-ranting ilmu sejarah
adalah sebagai berikut:
a) Sejarah
ekonomi
b) Sejarah
politik
c) Sejarah
perang
d) Sejarah
konstitusi
e) Sejarah
social, dll.
Semua
ranting tersebut akan berhimpun dalam sejarah sebagai ilmu. Pada kedudukan
tertinggi semua ranting akan bersatu dalam sejarah manusia.
Periodisasi
antar negara satu dengan negara yang lain tentu tidak sama. Sementara itu, periodisasi sejarah dunia disusun atas dasar
objektif dengan memperhatikan
syarat ilmiah secara universal.
D.
Hal-hal yang Mempengaruhi Periodisasi
Periodisasi
sejarah sebagai dasar penyusunan cerita sejarah sangat dipengaruhi oleh
sejarawan itu sendiri. Perbedaan batas-batas pengkurunan
berbeda antara sejarawan yang satu dengan yang lain. Periodisasi sejarah merupakan pendapat para sejarawan
berdasarkan tafsiran dari pengamatannya. Oleh sebab itu periodisasi bersifat
subyektif dan seringkali menimbulkan perbedaan pendapat/pandangan antara
sejarawan yang satu dengan yang lain. Perbedaan ini disebabkan oleh subjek
permasalahan, adanya perbedaan cara penilaian dan cara berpikir sejarawan itu sendiri. Maka dari itu
periodisasi erat hubungannya dengan agama, filsafat, kepercayaan, keyakinan,
dan pandangan hidup. Selain itu perbedaan sikap, kebudayaan, dan politik masanya
juga dapat mempengaruhi cara berpikir para sejarawan.
Seperti halnya perbedaan pendapat
mengenai awal kurun Hindia-Belanda. Ada yang mengatakan setelah seluruh wilayah
Indonesia dikuasai Belanda. Ada ppula yang mengatakan bahwa hal itu dimulai
sejak Belanda mulai menanamkan kekusasaannya di Indonesia, atau bahkan sejak
lahirnya nama Hindia-Belanda itu sendiri.
Babakan waktu merupakan cerminan
pandangan hidup penyusun. Kepribadian penyusun tampak didalamnya. M. Ali (2006: 55) menyimpulkan “babakan waktu sebetulnya merupakan
rangkaian (intisari) menurut keyakinan seseorang penulis, sehingga sejauh mana
pengetahuan seseorang tentang sejarah dapat dilihat dari babakan waktu yang
dibuat olehnya.” Maka dari itu, dangkal, dalam, luas atau sempit
pengetahuan penyusun tampak dari babakan waktu yang dibuatnya.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Periodisasi adalah
proses strukturisasi waktu dalam sejarah dengan pembagian atas beberapa
babak, zaman atau periode. Periodisasi sejarah memiliki beberapa tujuan antara lain, untuk memudahkan
dalam mendapatkan suatu gambaran tentang kejadian-peristiwa seluruhnya,
menyederhanakan kisah sejarah yang sangat panjang dan rumit, sebagai dasar
penyusunan cerita sejarah, serta mengetahui
peristiwa sejarah secara kronologis. Periodisasi sebagai dasar penulisan cerita
sejarah juga sangat dipengaruhi oleh pendirian penulis cerita sejarah.
Periodisasi sejarah dunia disusun atas dasar objektif dengan memperhatikan
syarat ilmiah secara universal.
B.
Saran
Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh
dari sempruna. Oleh sebab itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR
RUJUKAN
Abdillah, A. 2012. Pengantar Ilmu Sejarah, Bandung: Pustaka Setia.
Ali, M. 2006. Pengantar Sejarah Indonesia. Yogyakarta:
LkiS.
Gazalba, S. 1981. Pengantar Sejarah sebagai Ilmu. Jakarta:
Bharata.
Gottschalk, L.
1983. Mengerti Sejarah. terj. Nugroho
Notosusanto. Jakarta: Universitas Indonesia.
Ismaun, dkk. 1996. Pengantar Ilmu Sejarah. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar